Kamis, 16 Januari 2014

Tugas Ekonomi Koperasi Berbahasa Indonesia

Lembaga Sejenis Koperasi di Dunia

1.  Koperasi Warga Gresik (KWSG)
Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) adalah koperasi milik PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang berdiri sejak tanggal 29 Januari 1963 dengan nama Koperasi Serba Usaha Karyawan Perusahaan Negara Semen Gresik, dalam memulai bisnis nya koperasi menjalani usahanya di bidang perdagangan pokok sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan karyawan Semen Gresik.
Dengan terus melakukan eksistensinya pada dunia bisnis koperasi Semen Gresik mengembangkan usahanya di bidang penjahitan, foto copy, jasa boga dan perdagangan umum, sehingga pada tahun 1991 nama tersebut berubah menjadi Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG).
Kinerja koperasi terus menunjukan perkembangan yang pesat dengan ditunjukanya KWSG sebagai ditributor Semen Gresik sehingga usaha perdagangan bahan bangunan yang bergerak di bidang perindustrian semen Gresik dan produk bangunan lainya berjalan dengan pesat, pengembangan usaha yang dilakuakn terus membuah kan hasil yang gemilang dalam kurun waktu 20 tahun, sampai 2012 Koperasi memiliki 52 cabang di Indonesia, Hingga 2013 KWSG telah memiliki 5.954 anggota yang terdiri dari 14 anggota dari anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Diusia 50 tahun KWSG meraih masa gemilang, tahun 2012 mencapai Rp 1,75 triliun atau meningkat 22% dari tahun 2011 sebesar Rp 1,43 Triliun, sedangkan SHU setelah pajak tahun 2012 tercapai sebesar Rp 47,73 Milliar atau meningkat 102% dari tahun 2011 sebesar Rp 23,66 Milliar, untuk Ebitda tahun 2012 mencapai Rp 72,04 Milliar meningkat 94% dari tahun 2011 sebesar Rp 37,19 Milliar. Pergerakan bisnis koperasi juga mampu membukukan aset sebesar Rp 621,55 Milliar atau naik 30% dari tahun 2011 Rp 476.94 Milliar. Koperasi saat ini memiliki 60 outlet yang tersebar di seluruh kota terbesar Indonesia seperti Madura, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera.KWSG merupakan koperasi di lingkungan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, yang anggotanya terdiri dari pegawai tetap dan pensiunan:
  1. PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
  2. Koperasi Warga Semen Gresik
  3. PT Swabina Gatra
  4. PT United Tractors Semen Gresik
  5. PT Cipta Nirmala
  6. Paguyuban Wredhatama
  7. PT Kawasan Industri Gresik
  8. PT Varia Usaha
  9. PT Varia Usaha Beton
  10. PT Waru Abadi
  11. PT Swadaya Graha
  12. Semen Gresik Foundation
  13. PT Industri Kemasan Semen Gresik
  14. Dana Pensiun Semen Gresik

2.  Koperasi Pertanian Zen-Noh Jepang
Zen-Noh sebagai Induk Koperasi Pertanian Jepang yang berdiri pada 1972, tugas utamanya adalah untuk menyediakan barang-barang kebutuhan petani anggota koperasi pertanian, baik untuk proses produksi seperti mesin-mesin pertanian, bahan baku minyak atau gas serta barang-barang konsumsi. Selain itu, Zen-Noh juga memasarkan produksi anggota. Berbagai kegiatan dalam rangka pelayanan kepada anggota/ petani ini dilakukan melalui produksi sendiri, kerjasama dengan pabrik lokal, maupun melalui impor dan ekspor. Dari kegiatan usaha ini, Zen-Noh pada 2005 dapat mengumpulkan volume usaha (turn over) sebesar USD 63.448.881.360, yang menempatkannya pada peringkat satu versi Global 300 ICA. Dalam rangka tanggungjawab sosial, Zen-Noh terutama sangat memperhatikan produk makanan, khususnya beras yang berasal dari bibit yang 100% murni, kemudian pada lingkungan, antara lain dengan  adanya keharusan/ anjuran menggunakan pupuk kandang oleh para anggota/ petani.
Zen-Noh adalah Induk Koperasi Pertanian Jepang (National Federation of Agricultural Cooperative Association) merupakan koperasi terbesar di dunia. Beranggotakan 10 koperasi pertanian tingkat skunder/ provinsi (Prefectural Economic/ Cooperative Federation) ditambah 43 koperasi skunder khusus dan 66 koperasi bermacam jenis. Zen-Noh juga beranggotakan 1010 koperasi pertanian tingkat primer (Multipurposes cooperatives) yang pada saat ini mempunyai anggota perorangan sebanyak 4.444.800 orang dengan karyawan sebanyak 12.557 orang. Selain itu, masih ada 44 koperasi yang berstatus sebagai associate members.
Sebagai lembaga koperasi, maka struktur organisasi Zen-Noh terdiri dari rapat anggota (general meeting) sebagai lembaga pengambilan keputusan/ kebijakan tertinggi, yang memilih dewan pengawas dan dewan auditor. Dewan pengawas selanjutnya menetapkan dewan direktur sebagai pelaksana organisasi dan usaha.

3. The Federasi Koperasi Pertanian Nasional (NACF)
The Federasi Koperasi Pertanian Nasional (NACF) dari Korea Selatan adalah lembaga keuangan nasional yang didirikan pada tahun 1961. Saat ini, lebih dari 4.000 cabang NACF menyediakan jasa keuangan yang efisien kepada pelanggan di seluruh negeri. The NACF juga mengoperasikan sistem elektronik terbesar jaringan di Korea Selatan, menawarkan telebanking, e-banking, mobile / PDA banking, dan berbagai layanan otomatis.

NACF ​​memilih untuk menerapkan solusi manajemen log e-banking menggunakan CDBMS PASIR. Sistem ini sekarang memungkinkan NACF untuk menyimpan dua bulan data transaksi - dekat dengan terabyte, dalam bentuk mentah - yang kompak 50 GB arsip yang bisa langsung dicari menggunakan SQL standar tanpa dekompresi data pertama. Tingkat kompresi untuk log jangkauan data 85-95%. Proses pengarsipan sepenuhnya otomatis, dan perubahan tata letak log (penambahan atau penghapusan bidang, misalnya, secara otomatis ditampung tanpa persyaratan manajemen database tambahan.

4.  The Cooperative Group
The Co-operative Group adalah koperasi Piutang di Inggris, Dan memiliki Piutang terbesarnya di Dunia Bisnis, Artikel Baru lebih Bahasa Dari 4.500.000 anggota Dan 123,000 Karyawan di seluruh usahanya. Koperasi ritel Regional Dan Lokal 'masyarakat adalah anggota PERUSAHAAN Bahasa Dari Grup inisial. Usahanya terdiri Bahasa Dari: MAKANAN, Perjalanan, Perbankan, Pertanian, properti, Asuransi, Farmasi, pemakaman, Jasa Hukum, Investasi, toko online, Listrik, Dan TIDUR TEMPAT.
Pendapatan PADA Tahun 2008 adalah sebesar £ 9,4 Milliar, Artikel Baru keuntungan bersih desa £ 111 Juta. 1 = Rp. 12.000)
Migros adalah Swiss perusahaan ritel terbesar, jaringan supermarket terbesar dan majikan terbesar. Hal ini juga salah satu dari 40 pengecer terbesar di Dunia. Ini mendirikan pengecer terbesar di Turki, Migros Türk, yang menjadi independen dari Migros Swiss pada tahun 1975.
Nama berasal dari bahasa Prancis "mi" untuk setengah atau pertengahan jalan dan "gros", yang berarti grosir. Dengan demikian kata berkonotasi harga yang setengah jalan antara eceran dan grosir. Logo perusahaan adalah M jeruk besar, yang beberapa surat kabar Swiss menyebutnya "raksasa oranye" Pada tahun 2006, Migros mendapatkan pendapatan 20.64 Milliar Franc Swiss dan laba 754 Juta Franc Swiss. ( 1 Franc Swiss = Rp.8300 )

5.  The Mondragon Corporation
The MONDRAGON Corporation adalah sebuah perusahaan dan federasi koperasi pekerja yang berbasis di wilayah Basque dari Spanyol. Perusahaan ini didirikan di kota Mondragón pada tahun 1956 oleh lulusan dari perguruan tinggi teknik lokal. Produk pertama adalah pemanas parafin. Ini adalah ketujuh terbesar perusahaan Spanyol dalam hal asset turnover dan kelompok bisnis terkemuka di Basque Country. Pada akhir 2012, ia mempekerjakan 80.321 orang di 289 perusahaan dan organisasi dalam empat bidang kegiatan:. Keuangan, industri, ritel dan pengetahuan

6.  Credit Agricole
Pada 1914, sehabis Perang Dunia I, panggung perbankan Perancis goyah. Sektor pertanian pun kembali mengalami penurunan, dengan tingkat produksi yang makin rendah. Namun, guncangan hebat ini tidak menggoyahkan Credit Agricole. Meskipun, sampai 1930 tingkat produksi pertanian tidak pernah kembali ke level sebelum Perang Dunia I. Credit Agricole justru dituntut untuk bisa memacu kembali produktivitas pertanian, melalui pelayanan kreditnya. Di sini, pemerintah memang membantu. Bahkan, pada 1920, pemerintah ikut mengontrol Credit Agricole, meskipun kepemilikannya tetap berbasis pada petani. Kontrol pemerintah ini terkait dengan kredit yang disalurkan, yang sebagian besar memang berasal dari kas negara.

Setelah melewati fase sulit, Credit Agricole kembali tumbuh, dengan kapasitasnya yang makin besar. Bank ini bukan hanya memberi layanan pinjaman kepada petani secara individual, tetapi juga pada koperasi petani yang mulai merambah pada sektor perdagangan, dan agroindustri. Di sini, koperasi lagi-lagi memainkan peran besarnya, dalam pemulihan ekonomi Perancis pasca Perang Dunia I.

Ketika Perang Dunia II meletus, lagi-lagi sektor pertanian terpukul. Bahkan lebih hebat. Namun karena Credit Agricole sudah makin mapan, proses pemulihannya jadi lebih cepat.

Setelah 1945, Bank of France dan sejumlah bank utama lain di Perancis, mengalami nasionalisasi. Di bawah kendali Menteri Keuangan, pemerintah mempunyai kendali lebih besar terhadap target penyaluran kredit. Untungnya, sektor pertanian masih mendapat perhatian besar. Kinerja Credit Agricole pun makin berotot.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Credit Agricole melebarkan penyaluran kreditnya, untuk mendukung berbagai pembangunan infrastruktur pendukung pertanian. Mulai dari pabrik pupuk, pengairan, pabrik peralatan pertanian modern sampai listrik pedesaan. Langkah ini leluasa dilakukan, karena kredit yang disalurkan mendapat subsidi dari pemerintah.

Namun begitu, bukan berarti para petani bersikap pasif menerima kredit bersubsidi. Mereka juga aktif mengimpun modal bagi bank koperasi. Selama periode 1938 sampai 1946, modal yang dihimpun bank koperasi lokal, mengalami lompatan besar, dari FFr 1,6 miliar, menjadi FFr 28 miliar.

Kendati melakukan ekspansi kredit secara besar-besaran ke infrastruktur pertanian, Credit Agricole tidak pernah melupakan penyaluran kredit pada petani kecil, yang menjadi anggota koperasi. Di banding negara-negara Eropa lain, produktivitas pertanian Perancis memang relatif lebih kecil, karena lebih banyak mengandalkan petani yang memiliki lahan sempit.

Untuk memperbesar kapasitasnya, Credit Agricole terus melakukan ekspansi kredit, hingga merambah sektor lain yang tidak terkait dengan pertanian. Memasuki era 1970-an, bank ini melahirkan sejumlah anak perusahaan, termasuk industri pengolahan makanan. Langkah ini memang berhasil menggenjot kinerja bisnis Credit Agricole. Namun, pemerintah selalu mengingatkan agar kredit kepada petani tidak diabaikan. Peringatan paling serius, dilontarkan oleh Menteri Keuangan Giscard d’Estaing. “Credit Agricole jangan terlena mengejar keuntungan financial, tetapi juga harus tetap memperhatikan keuntungan sosial, dengan melayani para petani,” tandasnya, “Keduanya harus seimbang.”

7.  koperasi edeka zentrale AG
The Edeka Group adalah perusahaan terbesar supermarket Jerman, memegang pangsa pasar sebesar 26%. Didirikan pada tahun 1898, saat ini terdiri dari beberapa koperasi supermarket independen semua beroperasi di bawah organisasi payung Edeka Zentrale AG & Co KG, dengan kantor pusat di Hamburg. Ada sekitar 4.100 toko dengan papan nama Edeka yang berkisar dari sudut toko kecil untuk hypermarket. Pada tanggal 16 Nopember 2007, Edeka mencapai kesepakatan dengan Tengelmann (dikenal untuk A & P di AS) untuk membeli saham mayoritas 70% di divisi Ditambah toko penekan Tengelman ini

8.  Nationwide Mutual Insurance Company
Nationwide Mutual Insurance Company & Perusahaan Afiliasi adalah kelompok besar perusahaan asuransi dan jasa keuangan AS yang berbasis di Columbus, Ohio. Perusahaan ini juga mengoperasikan kantor pusat regional di Des Moines, Iowa, San Antonio, Texas, Gainesville, Florida, Lynchburg, Virginia, dan Westerville, Ohio.
Nationwide Jasa Keuangan, komponen kelompok, sebagian mengapung di Bursa Efek New York sebelum yang dibeli kembali oleh Nationwide Mutual pada tahun 2009. Ini telah memiliki mayoritas saham biasa NFS karena telah go public pada tahun 1997.



Hasil Analisa Tentang Koperasi di Indonesia 
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya.Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman.Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda .

De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian.Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi.Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi.Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI)Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.


Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve.


Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.


Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia.


Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.

2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.

3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Koperasi tidak hanya berada di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain, termasuk di negara-negara maju (NM). Menurut Kadin-Indonesia (2010) kebaradaan koperasi di NM, seperti di Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS), dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar non-koperasi. Bahkan di sektor pertanian dan perbankan, banyak koperasi mampu bersaing dan menjadi pemain-pemain besar.
Keberadaan koperasi di Indonesia hingga saat ini masih ditanggapai dengan pola pikir yang sangat beragam. Hal seperti itu wajar saja. Sebab, sebagai seperangkat sistem kelembagaan yang menjadi landasan perekonomian kita, koperasi akan selalu berkembang dinamis mengikuti berbagai perubahan lingkungan. Dinamika itulah yang mengundang lahirnya beraneka pola piker tersebut. Gejala seperti itu justru sangat positif bagi proses pendewasaan koperasi.
Jika kita kembali pada definisi yang ada, koperasi Indonesia telah diberi devinisi sebagai bentuk lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Dalam lingkup pengertian seperti itu, banyak pihak yang menafsirkan koperasi Indonesia semata-mata hanya sebagai suatu lembaga dalam arti yang sempit, yaitu organisasi atau badan hukum yang menjalankan aktivitas ekonomi dengan tujuan peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Padahal menurut pasal 33 UUD 1945, koperasi ditetapkan sebagai badan usaha yang sesuai dalam tata ekonomi kita berlandaskan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu seyogyanya koperasi perlu dipahami secara lebih luas yaitu sebagai suatu kelembagaan yang mengatur tata ekonomi kita berlandaskan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Jiwa dan semangat kebersamaan serta kekeluargaan itulah yang perlu ditempatkan sebagai titik sentral dalam memahami pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya secara lebih luas dan mendasar.
Dengan pemahaman demikian, jelaslah bahwa dalam demokrasi ekonomi jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan juga harus dikembangkan dalam wadah pelaku ekonomi lain, seperti BUMN dan swasta, sehingga ketiga wadah pelaku ekonomi tersebut dijamin keberadaannya dan memiliki hak hidup yang sama di negeri ini. 
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan KUMKM, Koperasi di Indonesia pada periode tahun 2000-2010 mengalami perkembangan yang cukup signifikan, yaitu :
1.      Jumlah koperasi di Indonesia mengalami kenaikkan hampir 70 persen dan jumlah koperasi yang sudah melaksanakan RAT mengalami kaikkan sebesar 45 persen lebih.
2.      Jumlah pengelola mengalami kenaikkan sebesar 64 persen, sedangkan jumlah anggota koperasi hanya mengalami kenaikkan sebesar 6,7 persen.
3.      Jumlah modal koperasi naik 3 kali lipat, volume usaha koperasi naik hampir 3 kali lipat dan Sisa Hasil Usaha (SHU) kenaikkannya mencapai mencapai 8 kali lipat.
4.   Jika dilihat dari Sisa Hasil Usaha (SHU), pada tahun 2000 total SHU koperasi di Indonesia sebesar 642,5 milyar rupiah. Pada akhir bulan Maret tahun 2010, jumlah total SHU naik kurang lebih delapan kali lipat menjadi 5,6 trilyun rupiah.

Tabel 4. SHU Koperasi, PDB, dan Pertmbuhan Ekonomi di Indonesia, Tahun 2000-2010

Tahun
SHU
PDB (harga konstan)
PDB (harga berlaku)
Pertumbuhan
(Rp Juta)
(Rp Juta)
(Rp Juta)
Ekonomi (%)
2000
694.502,00
398.016.900,00
1.264.918.700,00
4,8
2001
3.134.446,41
1.442.984.600,00
1.684.280.500,00
3,6
2002
988.516,72
1.506.124.400,00
1.863.274.700,00
4,5
2003
1.871.926,70
1.577.171.300,00
2.036.351.900,00
4,8
2004
2.164.234,54
1.656.517.000,00
2.295.826.000,00
5,0
2005
2.198.320,31
1.750.815.000,00
2.774.281.000,00
5,7
2006
3.216.817,65
1.847.127.000,00
3.339.217.000,00
5,5
2007
3.470.459,45
1.964.327.000,00
3.950.893.000,00
6,3
2008
3.964.818,55
2.082.316.000,00
4.951.357.000,00
6,1
2009
5.303.813,94
2.177.700.000,00
5.603.900.000,00
4,5
2010
*5.653.745,35
2.310.700.000,00
6.422.900.000,00
6,1
Perkembangan koperasi di Indonesia dalam periode penelitian memang cukup signifikan, tetapi penanan koperasi dalam perekonomian Indonesia ternyata masih sangat minimm jika dilihat dari besarnya SHU dalam memberikan kontribusinya terhadap PDB, yaitu kurang dari 3 persen. Padahal dalam UUD 1945, koperasi yang merupakan ”soko guru perekonomian nasional” termasuk menjadi tiga pilar utama yang seharusnya menjadi penyangga perekonomian nasional bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Fenomena itulah yang melatarbelakangi penelitian ini, yang berjudul “Analisis Perkembangan Koperasi dan Peranannya terhadap PDB dan Penyerapan Tenaga Kerjadi Indonesia,  Periode 2000-2010.


Referensi  :


http://kwsg.co.id/kwsg-wp/sejarah-perusahaan/ 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar