A.
Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan
Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang
dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional
Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh
Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting
Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil
alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC.
Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah
ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya
dengan nama IFRS.
B.
Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan
Standar ini berlaku apabila sebuah
perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan
eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan
IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu )
menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan
dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan
C.
Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan
standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan peraturan badan juga mendikte
penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
·
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional
Financial Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun
2001· Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards (IAS) dikeluarkan sebelum tahun 2001 Interprestasi yang
berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional International
Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC). dikelularkan setelah
tahun 2001. Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun
2001· Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan
(1989) (Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements
(1989)).
D.
Kerangka Kerja IFRS
Kerangka kerja guna Persiapan dan
Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS.
Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman.
Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan
untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna
menggambarkan perubahan di
pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade
atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna
standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara
internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB
dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.
E. Sifat dan
Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut
SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
- Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
- Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak, Bank.
- Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
- Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
- Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
- Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
- Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
- Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
- Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
F.
Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan
1.
Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan
pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan
IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.
Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan
keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika
tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian
untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1. Penggabungan usaha sebelum
tanggal transisi.
2. Nilai wajar jumlah penilaian
kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
3. Employee benefits.
4. Perbedaan kumulatif atas
translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill), dan penyesuaian
nilai wajar.
5. Instrumen keuangan,
termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).
G. Hubungan antar Berbagai Laporan
Keuangan
Neraca dan Laporan Laba/Rugi
bukanlah merupakan dua laporan yang berdiri sendiri tanpa hubungan. Secara
sistematis, hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut (Jusuf, 2000: 40-41):
H. Perbandingan
PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua
standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita
temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
|
IFRS
|
43 Standart (PSAK)
|
37 Standart
|
8 Syari’ah Standart
|
8 IFRS
|
11 Interpretation (ISAK)
|
29 IAS
|
4 Tecnical Bulletins
|
27 Interpretations
|
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik/UKM)
|
16 IFRIC Interpretation
|
11 SIC
|
Di Indonesia juga masih terdapat
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu pada PSAK lama.
Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul perubahan pada
SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut
diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih
konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran
saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel
berikut:
Perbedaan
|
Adaption
|
Convergence
|
Full Adoption
|
Arti harafiah
|
Adaptasi/Penyelarasan
|
Pertemuan pada suatu titik
|
Adopsi/pemakaian
|
Standart akuntansi
|
Membuat standar yang benar benar
baru
|
Membuat standar baru dengan
mempertimbangkan keadaan yang berlaku
|
Mentranslet standar lama menjadi
standar baru
|
Contoh Negara
|
Indonesia sebelum IFRS
|
Indonesia setelah 2012
|
Australia, Hongkong
|
IFRS Convergence telah membawa dunia
accounting ke level baru, Saya mencatat tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah
paradigmanya menjadi Fair Value
based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai
penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas
dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk
konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan
penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset
pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas
suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP)
berubah menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu
menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu
materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan
ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang
diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang
dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar
acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk
memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus
cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus
mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan
sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar
dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.
I.
Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP
dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang detail. panduan tentang
pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP luas.
IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan
lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara
IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap,
paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat
berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan
keadaan.Contoh:
·
IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
·
IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada
langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih
mungkin.
·
IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.
·
IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi
harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh
sebelum tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan
keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar
di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan
konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset
kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara
kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini.
Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level
1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element
laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
|
IFRS
|
·
Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi
dan kredit.
|
·
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
|
·
Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu,
dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan
|
·
Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
|
·
Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim
terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.
|
Level 2: Karakteristik Kualitatif
Informasi Akuntansi
GAAP
|
IFRS
|
Relevan – terdiri dari:
·
Nilai prediksi – membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu,
saat ini dan masa depan.
·
Nilai umpan balik – membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai
prediksi sebelumnya.
·
Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk
· mempengaruhi keputusan
|
Relevan – terdiri dari:
·
Nilai prediksi
·
Nilai konfirmasi
·
Materialitas
|
Dapat dipercaya – terdiri dari:
·
Disajikan dengan jujur
·
Netral
·
Dapat diferivikasi
|
Dapat dipercaya – terdiri dari:
·
Disajikan dengan jujur
·
Netral
·
Substansi mengungguli bentuk
·
Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn
informasi dan menjamin adanya konservatisme.
·
Kelengkapan
|
Dapat dibandingkan
|
Dapat dibandingkan
|
Konsisten
|
Level 3: Pengakuan dan pengukuran –
Asumsi dasar
US GAAP
|
IFRS
|
1.
Kelangsungan usaha
2.
Entitas ekonomi
3.
Unit moneter
4.
Periodisitas
|
1.
Kelangsungan usaha
2.
Basis akrual
|
Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian
Laporan Keuangan
No
|
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
konvergensi
|
1.
|
Komponen
Laporan
Keuangan
yang lengkap
|
Komponen
laporan keuangan
lengkap
terdiri atas :
-
Laporan posisi keuangan
(neraca)
-
Laporan laba rugi
komprehensif
-
Laporan perubahan ekuitas
-
Laporan arus kas
-
Catatan atas laporan
keuangan
-
Laporan posisi keuangan
komparatif
awal periode dan penyajian
retrospektif
terhadap
penerapan
kebijakan akuntansi
|
Komponen
laporan keuangan
lengkap
terdiri atas :
-
Neraca
-
Laporan laba rugi
-
Laporan perubahan ekuitas
-
Laporan arus kas
-
Catatan atas laporan
Keuangan
|
|
2.
|
Pengungkapan
dalam
Laporan
posisi
keuangan
(neraca)
|
Berdasar
ilustrasi IFRS :
Aset:
Aset
Tidak
Lancar
Aset
lancar
Ekuitas:
Ekuitas
yang
dapat
diatribusikan
ke
pemilik
entitas
induk
Hak
nonpengendali
Laibilitas
Laibilitas
jangka
panjang
Laibilitas
jangka pendek
|
Berdasar
PSAK:
Aset:
Aset
Lancar
Aset
Tidak
Lancar
Laibilitas
Laibilitas
jangka
pendek
Laibilitas
jangka
panjang
Ekuitas
Hak
nonpengendali
Ekuitas
yang
dapat
diatribusikan
ke
pemilik
entitas induk
|
|
3.
|
Istilah
minority
Interest
|
Istilah
minority interest (hak
minoritas)
diganti menjadi non
controlling
interest (hak non
pengendali)
dan disajikan dalam
Laporan perubahan ekuitas.
|
Menggunakan
istilah hak
Minoritas
|
|
4.
|
Pos
luar biasa
(extraordinary
item)
|
Tidak
mengenal istilah pos luar
biasa (extraordinary item)
|
Masih
memakai istilah pos luar
biasa (extraordinary item)
|
|
5.
|
Penyajian
laibilitas
jangka
panjang
yang
akan
dibiayai
kembali
|
Laibilitas
jangka panjang
disajikan
sebagai Laibilitas
jangka
pendek jika akan jatuh
tempo
dalam 12 bulan
meskipun
perjanjian
pembiayaan
kembali sudah
selesai
setelah periode
pelaporan
dan sebelum
penerbitan laporan keuangan
|
Tetap
disajikan sebagai
Laibilitas jangka panjang
|
Level 5: Pengakuan dan pengukuran –
Prinsip
US GAAP
|
IFRS
|
1.
Biaya historis
2.
Pengakuan
pendapatan
3.
Kesesuaian
4.
Pengungkapan penuh
|
1. Biaya historis
2.
Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini
sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
3.
Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
4.
Nilai wajar
5.
Pengakuan pendapatan
6.
Pengakuan beban
7.
Pengungkapan penuh
|
Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan
Kesalahan Mendasar
No
|
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
konvergensi
|
1.
|
Perubahan
kebijakan
atau
prinsip
akuntansi
|
Dicatat
secara
retrospektif
dan
dilakukan
penyajian
kembali
terhadap
laba
ditahan serta
adanya
penjelasan
efek
kumulatif
perubahan
pada saat
periode
dilakukan
perubahan
|
Sama
seperti IFRS,
dicatat
secara
retrospektif
dan
dilakukan
penyajian
kembali
terhadap
laba
ditahan serta
adanya
penjelasan
efek
kumulatif
perubahan
pada saat
periode
dilakukan
perubahan
|
|
2.
|
Kesalahan
mendasar
|
Konsep
kesalahan
mendasar
(fundamental
error)
dihapus
dan diganti
dengan
Prior period
error
(Kesalahan
periode
lalu)
|
Masih
memakai
konsep
kesalahan
mendasar
(Fundamental
error)
yang
disajikan
secara
retrospektif
|
|
3.
|
Perubahan
estimasi
|
Perubahan
estimasi
dicatat
secara
retrospektif
dengan
cara
melakukan
penyesuaian
atas
laba
atau rugi tahun
terjadinya
perubahan
estimasi
dan laba
rugi
periode yang
akan
datang jika
mempengaruhi
keduanya.
|
Sama
seperti IFRS,
Perubahan
estimasi
dicatat
secara
retrospektif
dengan
cara
melakukan
penyesuaian
atas
laba
atau rugi tahun
terjadinya
perubahan
estimasi
dan laba
rugi
periode yang
akan
datang jika
mempengaruhi
keduanya.
|
Level 7: Pengakuan dan pengukuran –
Kendala
US GAAP
|
IFRS
|
1. Biaya dan manfaat
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme
|
1.
Keseimbangan antara biaya dan manfaat
2.
Tepat waktu
3.
Keseimbangan antara karakteristik kualitatif
|
Sebagaimana diatur dalam IAS 32
& 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat. ada perbedaan
dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1.
IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang
sama
2.
IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode
equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih dari
20% kepemilikan.
3.
Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4.
Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5.
IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus
dilakukan di awal pengakuan.
6.
GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk
“available for sale debt and equity securities”.
7.
IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”,
namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale
debt securities” dan “held-tomaturity securities”.
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
1.
Sumber
|
IAS 1,
Presentation
of Financial Statements
|
PSAK
No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan
|
2.
Neraca
|
Penyajian bukan aset
lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian likuiditas lebih
relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu
|
Memerlukan
penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri
tertentu seperti bank
|
3.
Laporan Kinerja Keuangan:
|
Laporan laba rugi
komprehensip
|
Laporan
laba rugi
|
4.
Laporan Laba/Rugi:
|
Tidak memiliki format
standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan memilih salah satu dari
dua format
|
Sama
seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada
laporan pendapatan yang diterima di muka
|
5.
laporan Arus kas(format dan metode):
|
Pos standar tetapi
ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung atau metode
tidak langsung
|
Sama
dengan IFRS tetapi dalam beberapa entitas harus menggunakan metode
langsung
|
6.
Pos Luar biasa:
|
Didalam IFRS dilarang
|
Item pos luar biasa masih
harus dilaporkan
|
7.
Penyajian Keuntungan dan Kerugian yang diakui /Pendapatan
Komprehensif lainnya:
|
Menyajikan
laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam catatan terpisah
ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang saham
|
Diakui
adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas
pemegang saham
|
8.
Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:
|
Menggunakan
metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak
|
Secara
khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak
|
9.
Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:
|
Memberikan
informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban ,pendapatan dan
hasil
|
Pengungkapan
yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan aktiva ,
kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan
|
10.
Tanggung Jawab Laporan Keuangan:
|
Tidak diatur
|
Manajemen
|
11.
Komponen Laporan Keuangan:
|
Laporan
posisi keuangan,Laporan laba-rugi
|
Neraca,
Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, Laporan
|
Contoh Laporan Keuangan Sesudah Penerapan IFRS
1.
2.
Contoh Laporan Keuangan Sebelum Penerapan IFRS (berdasarkan
PSAK)
3.
Pengungkapan Laporan Keuangan Terbaik di Indonesia Tahun
2014 ( Diselenggarakan pada Selasa, 22 September 2015)
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu
gambaran kondisi keuangan perusahaan. Penilaian kondisi keuangan perusahaan
dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang telah
diterapkan oleh perusahaan sehingga diperoleh informasi yang berguna bagi pihak
intern dan pihak ekstern perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan. Para
pemegang saham yang merupakan pihak ekstern mengandalkan laporan keuangan
perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dan mengevaluasi kinerja
keuangan yang berhasil dicapai oleh perusahaan tempat mereka menginvestasikan
sahamnya. Sedangkan pihak intern perusahaan, yaitu pimpinan perusahaan /
manajer, menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaannya pada periode yang lalu sehingga dapat menyusun rencana yang lebih
baik dan menentukan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang lebih tepat.
Tujuan utama laporan keuangan dibuat dan disajikan, ada 2
yaitu:
1. Untuk
memberikan informasi tentang posisi dan hasil kinerja keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (investor,
kreditur, dan pemerintah) dalam rangka membuat keputusan-keputusan bisnis dan
2. Untuk
menunjukkan pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan
memenuhi persyaratan bila disusun sedemikian rupa sehingga kedua tujuan
tersebut bisa dicapai.
B. Annual
Report Award 2014
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengumumkan penghargaan kepada perusahaan dengan laporan keuangan terbaik dalam
ajang tahunan Annual Report Award (ARA) 2014. Pada Selasa, 22 September 2015
bertempat di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. ARA 2014 merupakan
penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat tema “Akuntabilitas dan
Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis dalam Era Integrasi
Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas keterbukaan informasi dalam
laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat untuk dapat menunjang
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perbaikan dalam
transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG diyakini akan
meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan perusahaan
dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia untuk bersaing,
tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan regional dan bahkan
secara global.
Sebagaimana yang selama ini telah
dilakukan, ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi penyelenggara,
yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat
Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia,
dan Ikatan Akuntan Indonesia. Penghargaan diberikan berdasarkan praktik Good
Corporate Governance (GCG). Juara umum dari penghargaan ini adalah PT Aneka
Tambang Tbk (ANTM).
PT
Aneka Tambang Tbk. atau yang biasa disebut
dengan PT Antam merupakan perusahaan pertambangan yang sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan
masyarakat (35%). PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup
eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral.
Pendapatan PT Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit
mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil
pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak
perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel
kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam
mulia serta jasa geologi.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyatakan kegiatan penambangan
emas di Cikotok, kabupaten Lebak, Banten telah berakhir. Mengutip keterbukaan
informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Direktur Umum dan
CSR PT Aneka Tambang I Made Surata menuturkan pertambangan emas Cikotok telah
menjadi salah satu bagian dalam sejarah bangsa Indonesia saat dikuasai penjajah
pada 1936 hingga akhirnya menjadi perusahaan negara pada 1960, dan menjadi
bagian dari Antam pada 1968.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah membentuk
komite konsolidasi pertambangan. Komite tersebut akan bertugas mengkaji
pembentukan induk usaha pertambangan (holding pertambangan) yang ditargetkan
akan terbentuk akhir 2016. Deputi Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan
Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan anggota komite
konsolidasi tersebut adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT
Indonesia Asahan Alumunium (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
PT
Antam dan PT Inalum mendapat kepercayaan dari Kementerian Badan Usaha Milik
Negara untuk membeli saham PT Freeport Indonesia sebesar 1,7 miliar dollar AS.
Jika kedua perusahaan tersebut tidak mampu, maka akan dibantu PT Timah dan PT
Bukit Asam sebagai bagian dari holding perusahaan tambang BUMN
Berikut ini merupakan pemenang ARA
2014 dari juara 1 sampai dengan juara 3 yang diselenggarakan pada Selasa, 29
September 2015 :
Tabel 2 : Pemenang ARA 2014 pada Selasa, 29 September 2015
Keuangan BUMN Keuangan Listed :
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
|
BUMN Non Keuangan Listed :
1. PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk
2. PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk
3. PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
|
Private Keuangan Listed :
1. PT
Bank Victoria International Tbk.
2. PT
Bank Central Asia Tbk
3. PT
Adira Dinamika Multifinance Tbk
|
Private Non Keuangan Listed :
1. PT
Wijaya Karya Beton Tbk
2. PT
Elnusa Tbk
3. PT
AKR Corporindo Tbk
|
BUMN Keuangan Non Listed :
1. PT
Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2. Perum
Jaminan Kredit Indonesia.
3. PT
Taspen (Persero).
|
BUMN Non Keuangan Non Listed :
1. PT
Pertamina (Persero).
2. PT
Angkasa Pura II (Persero).
3. PT
Bio Farma (Persero).
|
Private Keuangan Non Listed :
1. PT
Bank BNI Syariah.
2. PT
Bank Syariah Mandiri.
3. PT
Bank Mayora.
|
Private Non Keuangan Non Listed :
1. PT
Pupuk Kalimantan Timur.
2. PT
Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3. PT
Garuda Maintenance Facility Aeroasia.
|
BUMD Listed :
1. PT
Bank DKI.
2. PT
BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3. PT
BPD Nusa Tenggara Timur.
|
BUMN Non Listed :
1. PT
BPD Sumsesl dan Babel.
2. PT
BPD Jawa Tengah.
3. PT
BPD Kalimantan Barat.
|
Dana
Pensiun :
1. Dana
Pensiun Bank Indonesia.
2. Dana
Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3. Dana
Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
|
Kriteria Penilaian Laporan Keuangan Terbaik diantaranya
meliputi:
Peserta ARA 2014 berjumlah 294
peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank
Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun
lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama
kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan
sampai dengan 227%.Peserta ARA 2014 ini terbagi dalam 11 Kategori yaitu:
1. BUMN
Non Keuangan Non Listed
2. BUMN
Non Keuangan Listed
3. BUMN
Keuangan Non Listed
4. BUMN
Keuangan Listed
5. Private
Non Keuangan Non Listed
6. Private
Non Keuangan Listed
7. Private
Keuangan Non Listed
8. Private
Keuangan Listed
9. BUMD
Non Listed
10. BUMD Listed
11. Dana Pensiun
Penilaian ARA 2014 terdiri dari 8
kriteria penilaian kualitas informasi dalam laporan tahunan, khususnya
menyangkut aspek transparansi dan GCG dengan bobot masing-masing sebagai
berikut :
1. Umum
: 2%
2. Ikhtisar
Data Keuangan Penting : 5%
3. Laporan
Dewan Komisaris dan Direksi : 3%
4. Profil
Perusahaan : 8%
5. Analisa
dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan : 22%
6. Good
Corporate Governance : 35%
7. Informasi
keuangan : 20%
8. Lain-lain
: +/- 5%
a. Praktik Good Corporate Governance yang melebihi kriteria
b. Praktik Bad Corporate Governance yang tidak diatur dalam
kriteria
Kriteria penilaian ARA
direview setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari
praktik GCG. Sehingga, diharapkan praktik corporate governance di
Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan dinamika perkembangan standar dan
praktik GCG. Pada ARA 2014 ini, sejumlah perubahan dilakukan untuk
menyelaraskan kriteria penilaian dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan
terkait dengan peraturan tentang tata kelola dan kriteriaASEAN corporate
governance scorecard yang dilaksanakan dalam kerangka Asean Capital Market
Forum (ACMF) sebagai bagian dari proses pelaksanaan program ASEAN economic
community yang dilaksanakan pada tahun 2015. Beberapa kriteria baru antara
lain pengungkapan mengenai keberagaman komposisi dewan komisaris dan direksi
dan pengungkapan nama dan persentase kepemilikan 20 pemegang saham terbesar.
Proses penjurian dilakukan melalui
tahapan penilaian atas Laporan Tahunan dari seluruh peserta yang dilakukan
dengan beberapa tahapan cek dan ricek. Selanjutnya, dari hasil penilaian
tersebut Dewan Juri menentukan nominasi pemenang dari setiap kategori untuk
masuk tahap wawancara. Berdasarkan tahap-tahap penilaian tersebut pemenang ARA
2014 ditetapkan.
Tabel 3 : Kriteria Annual Report Award
KRITERIA
|
PENJELASAN
|
I.
Umum :
a.
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik
dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
b. Laporan
tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran
huruf yang mudah dibaca.
c.
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan
jelas.
d. Laporan
tahunan ditampilkan di website perusahaan
|
Nama perusahaan dan tahun annual
report ditampilkan di:
1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman.
Mencakup laporan tahunan terkini
dan paling kurang 4 tahun terakhir.
|
I.
Ikhtisar Data Keuangan Penting :
a.
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan
selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan
tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
b. Informasi
posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun
buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan
kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
|
Informasi memuat antara lain:
1. Penjualan/pendapatan
usaha;
2. Laba
(rugi) :
a.
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
b. Diatribusikan
kepada kepentingan nonpengendali;
3. Total
laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain:
a.
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
b. Diatribusikan
kepada kepentingan nonpengendali; dan
4. Laba
(rugi) per saham.
Catatan: Apabila perusahaan tidak
memiliki entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi) serta laba (rugi)
dan penghasilan komprehensif lain secara total.
Informasi memuat antara lain ;
1. Jumlah
investasi pada entitas asosiasi.
2. Jumlah
asset.
3. Jumlah
liabilitas.
4. Jumlah
ekuitas.
|
REFERENSI :
Ankarath, Nandakumar. 2012. Memahami IFRS. Jakarta
Ersa Tri Wahyuni. 2010. Materi Kajian Perbandingan PSAK
Baru.
Website resmi BEI : www.idx.co.id
Tulisan
ini untuk memenuhi tugas softskills mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis oleh : S. Rahmawati
Dosen
:
Jessica Barus, SE., MMSI.
Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar