Sabtu, 25 Juni 2016

Tugas Akuntansi Internasional

Analisis Jurnal 1

Topik / Tema   : Konvergensi IFRS

Judul               : Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS : Sebuah Tinjauan Teoritis                           dan Empiris

Nama Peneliti  : Ari Dewi Cahyati

Ringkasan       :
            Di era globalisasi yang ditandai dengan banyak munculnya perusahaan multinasional kebutuhan akan standar akuntansi internasional memang mutlak diperlukan. Pelaporan keuangan transnasional mensyaratkan perusahaan harus memahami praktik akuntansi ditempat perusahaan tersebut berkedudukan. Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hamper tanpa batas Negara, sumber daya produksi yang dimiliki oleh seorang investor di satu Negara tertentu dapat dipindahkan dengan masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di Negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di Negara lain. Investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda. Hal ini mendorong timbulnya standar akuntansi internasional (IFRS) yang dirumuskan oleh IASB (international accounting standard board). Metode yang digunakan riset empiris manajemen laba pasca konvergensi IFRS. Hasilnya konvergensi ke IFRS diharapkan akan membawa dampak positif diantaranya. Dari sisi ekonomi adalah dengan adanya standar yang seragam maka akan mengurangi hambatan investasi lintas Negara dan dari sisi akuntansi adalah meningkatnya kualitas laporan keuangan. Hal sejalan dengan tujuan konvergensi IFRS adalah menjadikan laporan keuangan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan, meningkatkan komparabilitas laporan keuangan, menyajikan informasi yang relevan dan reliable serta dapat dimengerti, dan laporan keuangan dapat diterima secara global. Standar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Jadi secara teoritis konvergensi IFRS diharapkan mengurangi manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Publikasi Jurnal : UNISMA, Vol. 2 No. 1, Januari 2011.




Analisis Jurnal 2

Topik / Tema   : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia

Judul               : Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International                           Financial Reporting Standards

Nama Peneliti  : Rindu Rika Gamayuni

Ringkasan       :
            Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional. Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP, namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu system akuntansi binternasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap Negara atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap tiap Negara, perbedaan setiap pemerintahan pada tiap Negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar Negara serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi. Metode yang digunakan PSAK yang mengacu IFRS. Hasilnya adalah pertama, standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global. Kedua, adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya adalah harmonisasi, belum adopsi secara utuh, namun indonesia mencanangkan akan adopsi seutuhnya IFRS pada tahun 2012. Adopsi ini wajib diterapkan terutama bagi perusahaan publik yang bersifat multinasoinal, untuk perusahaan non publik yang bersifat lokal tidak wajib diterapkan. Ketiga, perlu dipertimbangkan lebih jauh lagi sifat adopsi apa yang cocok diterapkan di Indonesia, apakah adopsi secara penuh IFRS atau adopsi IFRS yang bersifat harmonisasi yaitu mengadopsi IFRS disesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik, dan sistem pemerintahan di Indonesia. Adopsi secara penuh IFRS akan meningkatkan keandalan dan daya banding informasi laporan keuangan secara internasional, namun adopsi seutuhnya akan bertentangan dengan sistem pajak pemerintahan Indonesia atau kondisi ekonomi dan politik lainnya. Hal ini merupakan rintangan dalam adopsi sepenuhnya IFRS di Indonesia.

Publikasi Jurnal : Universitas Lampung, Vol. 14 No. 2, Juli 2009.


Analisis Jurnal 3

Topik / Tema   : Standar Akuntansi Internasional

Judul               : Peningkatan Standar Akuntansi Internasional (Improvement To International                           Public Sector Accounting Standard)

Nama Peneliti  : Syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA dan Jamason Sinaga, Ak., MAP

Ringkasan       :
            International public sector accounting standards board (IPSASB) merupakan penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor public dibawah international federation of accountants (IFAC). Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar-stadandar yang telah diterbitkan sebelumnya. Di samping melakukan revisi terhadap standar yang ada, IPSASB juga menerbitkan tiga ED lain. Pada tahun 2003 melalui proyek general improvements, IASB menerbitkan revisi IAS. Proyek general improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi alternative, pengulangan yang tidak perlu dan juga berbagai peningkatan lainnya. Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut. Metode yang digunakan exposure draft. Hasilnya adalah IPSASB sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor publik telah menerbitkan empat exposure draft (ED) dalam kerangka konvergensi standar akuntansi sektor publik (IPSAS) ke standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS). Diakui, kedua sektor ini memang tetap berbeda dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi penyusun standar sendiri mengakui adanya perbedaanperbedaan tersebut dengan melampirkan hal-hal yang berbeda di kedua sektor ini. Perbedaan in dibuat dalam bentuk pembandingan antara IPSAS dengan IAS/IFRS dengan judul Comparison to IAS. Setiap ED meminta adanya komentar dan tanggapan untuk itu dalam memberikan komentar dapat diarahkan pada kondisi yang ada di Indonesia. Hal ini penting karena ruang lingkup sektor publik yang dimaksudkan oleh IPSASB adalah sektor pemerintah.

Publikasi Jurnal : Kompartemen Akuntansi Sektor Publik, Januari 2006.

  


ESSAY

MOTIVASI KERJA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI SETELAH MEMPELAJARI BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

            Pada saat ini kita sudah berada dalam Masyarakat Ekonomi Asean dan berpotensi membawa ancaman bagi industri yang belum siap. Salah satu industri tersebut yaitu Jasa Akuntansi. Adanya tantangan dengan berlakunya MEA bagi Akuntan di Indonesia yaitu serbuan tenaga akuntan profesional asing ke Indonesia. Jika Akuntan Profesional Indonesia tidak siap maka akan hanya memperoleh jatah sebagai akuntan pinggiran. Tantangan bagi ASEAN diantaranya persiapan implementasi ASEAN MRA on Accountancy Services, harmonisasi kualifikasi/profesi akuntan ASEAN dan komitmen untuk mencapai tujuan pergerakan bebas barang dan jasa di tahun 2015. Tantangan bagi Organisasi Profesi diantaranya adopsi dan penerapan standar profesi dan best practices, meningkatkan kualitas sertifikasi profesi dan jumlah akuntan sebagai anggota, mempersiapkan infrastruktur pelaksanaan MRA. Tantangan bagi Akuntan diantaranya pemahaman atas standar profesi, akuntansi, audit, dan bidang terkait yang berlaku secara global, peningkatan kualitas individu untuk bersaing secara regional dan global.
            Peluang adanya ASEAN Mutual Recognition Agreement memungkinkan Akuntan Profesional Indonesia berkiprah di kancah ASEAN, adanya MRA dengan asosiasi profesi akuntan dunia, Akuntan Profesional Indonesia diakui oleh PAO dunia, adanya PMK No. 25/PMK.01/2014 banyak peran yang bisa dilakukan oleh Akuntan Profesional Indonesia. Lulusan mahasiswa Akuntansi dari seluruh negara ASEAN rata-rata setiap tahun adalah berjumlah 77.330 orang. Peringkat pertama terbanyak penghasil lulusan Akuntansi adalah Indonesia yang berkontribusi 45 % dari seluruh lulusan mahasiswa Akuntansi ASEAN. Indonesia menghasilkan lebih 35.000 lulusan Akuntansi setiap tahun. Dari penelitian Ibu Khomsiyah dengan pertanyaan banyak akuntan Indonesia ke Negara ASEAN lainnya atau banyak akuntan luar yang masuk ke Indonesia. Hasil penelitian 2015 yang diperoleh dari beberapa Perguruan Tinggi swasta Jakarta yaitu banyak akuntan luar yang masuk ke Indonesia. Dengan alasan kurangnya Bahasa, Keterampilan dan Sikap pada Mahasiswa di Indonesia.

Referensi :

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskills mata kuliah Akuntansi Internasional.

Ditulis oleh      : S. Rahmawati           
Dosen              : Jessica Barus, SE., MMSI.
Universitas Gunadarma