Nama
: Siti Rahmawati
Kelas
: 1EB17
Npm
: 27212083
A. Perekonomian Indonesia pada saat ini
Perekonomian
Indonesia pada 2012 masih dibayangi ketidakpastian global, terutama yang
bersumber dari masalah utang dan defisit anggaran negara-negara di Uni Eropa.
Namun, di tengah perlambatan ekonomi global itu, analis ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap pada level 6,7 persen pada 2012.
Namun, di tengah perlambatan ekonomi global itu, analis ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap pada level 6,7 persen pada 2012.
“Prediksi
kami, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen, inflasi 4,9-5,5 persen, tapi
bukan karena ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), melainkan hanya
pembatasan BBM,” kata Lana dalam diskusi media ‘Economic Outlook 2012′, di
Menara Imperium, Jakarta, Kamis, 29 Desember 2011.
Lana juga
memprediksi nilai tukar rupiah pada 2012 akan berada pada level Rp8.900-9.150
per dolar Amerika Serikat. Sementara itu, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate
berada di level 6 hingga 6,5 persen seiring kenaikan inflasi.“Target di atas
enam persen masih sangat mungkin, IMF saja menganggap 6,3 persen, meskipun
turun sedikit dari 6,5 persen,” ungkapnya.
Dia
mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia versi skenario Bank Dunia hanya berada
pada level optimistis antara 6 sampai 6,3 persen. Sementara itu, pada level
moderat berada di posisi 5,5 sampai 5,9 persen. Untuk level pesimistis, IMF
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya berada di level 4,5
sampai 5,5 persen.
“Ekonomi dunia masih diperkirakan tumbuh sekitar empat persen, perlambatannya kecil dan tidak seburuk 2009,” kata Lana.
“Ekonomi dunia masih diperkirakan tumbuh sekitar empat persen, perlambatannya kecil dan tidak seburuk 2009,” kata Lana.
Keyakinan
akan membaiknya perekonomian Indonesia saat ini juga diungkapkan oleh
Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Keuangan Financial Reform Institute
Muhammad Husni Thamrin menyatakan, perekonomian Indonesia pada 2012 siap untuk
lepas landas.
“Kondisi perekonomian di Tanah Air sepanjang 2011 bisa dibilang kuat dan stabil, sehingga bisa dipastikan ekonomi Indonesia pada 2012 siap lepas landas,” kata Husni dalam diskusi ekonomi bersama Financial Reform Institute di Cikini, Jakarta, Selasa.
“Kondisi perekonomian di Tanah Air sepanjang 2011 bisa dibilang kuat dan stabil, sehingga bisa dipastikan ekonomi Indonesia pada 2012 siap lepas landas,” kata Husni dalam diskusi ekonomi bersama Financial Reform Institute di Cikini, Jakarta, Selasa.
Husni
mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 mencapai 6,5
persen dengan inflasi sebesar 3,79 persen. “Angka tersebut menjadikan
Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN serta
negara dengan angka inflasi terendah se-Asia Pasifik,” kata Husni. Husni
menambahkan rasio utang terhadap PDB sebesar 0,25 persen, cadangan devisa 110
miliar dolar AS, bunga dasar 6 persen dan defisit anggaran kurang dari 2 persen
terhadap PDB menunjukkan kekuatan dan stabilitas ekonomi Indonesia pada
2011. “Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2011 yang mencapai
700 miliar dolar AS membuat Indonesia terdaftar sebagai anggota G-20
(negara-negara dengan volume ekonomi terbesar di dunia),” ujar Husni.
Di samping
itu, selama tujuh tahun terakhir angka kemiskinan di Indonesia terus
menurun.
“Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin Indonesia turun dari 36,1 juta orang atau 16,66 persen dari total penduduk pada Februari 2004 menjadi 29,9 juta orang atau 12,36 persen dari total penduduk pada September 2011,” kata Husni.
“Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin Indonesia turun dari 36,1 juta orang atau 16,66 persen dari total penduduk pada Februari 2004 menjadi 29,9 juta orang atau 12,36 persen dari total penduduk pada September 2011,” kata Husni.
Husni berharap pada 2012 beberapa
program pemerintah dalam sektor ekonomi seperti Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) akan berjalan dengan lancar
sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan secara signifikan.
B. Permasalah
Ekonomi di Indonesia
Masalah
Ekonomi di Indonesia - Siapa
sih yang tidak tahu bahwa negara kita, Indonesia ini adalah termasuk negara
yang kaya? Terutama kaya akan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara
lain. Tapi sayangnya pemanfaatan sumber daya alam Indonesia belum maksimal.
Parahnya lagi adalah orang asing yang berhasil mengeruk kekayaan alam kita. Itu
baru satu contoh permasalahan ekonomi Indonesia yang muncul kepermukaan. Tidak
hanya itu, masih ada beberapa permasalahan lagi yang membuat ekonomi Indonesia
agak lambat untuk berkembang.
Beberapa Masalah Ekonomi di Indonesia
1.
Tingginya
Jumlah Pengangguran.
Dari tahun
ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada
solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini.
Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka
pengangguran di negara kita.
2.
Tingginya
Biaya Produksi
Sudah
menjadi rahasia umum di dunia industri di negara kita ini bahwa selain biaya
produksi cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya
tidak perlu dikeluarkan. Namun karena faktor keamanan di negara kita masih
sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan melindungi
sektor industri, akibatnya terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan
akhir-akhir ini dilakukan dengan terang-terangan.
Hal ini
yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi semakin meningkat. Parahnya lagi,
belum ada solusi pasti untuk masalah ini. Bahkan beberapa industri yang
dinilai cukup bagus akhirnya bangkrut dan lebih memilih untuk beralih menjadi
importir yang hanya cukup menyediakan gudang dan beberapa pekerja saja
dibanding dengan mendirikan sebuah industri baru. Ini harus menjadi perhatian
khusus pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan masalah ekonomi di
indonesia lainnya.
Masalah
Ekonomi di Indonesia Lainnya :
3. Keputusan Pemerintah Yang Kurang
Tepat
Kita semua tahu bahwa beberapa tahun
belakangan ini sangat marak sekali peredaran barang-barang dari China di negara
kita, bukan? Nah, penyebabnya adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi
ekonomi yang dirasa kurang tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia.
4. Di saat itu pemerintah memutuskan
untuk bergabung dalam ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA). Akhirnya
terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk lokal nyaris kalah
dengan produk yang berasal dari China.
5. Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Langkanya
bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi
ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang
perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari
besar lainnya.
Meskipun
pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat
penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh
dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.
6. Suku Buka Perbankan Terlalu Tinggi
Perlu anda
ketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau tidaknya kondisi
perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Semakin tinggi atau semakin
rendahnya suku bunga perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar
terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Nah, untuk suku bunga perbankan di
Indonesia masih dinilai terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian lebih
dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
7. Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Selain
suku bunga perbankan, satu hal lagi yang juga mempengaruhi kondisi ekonomi di
suatu negara adalah nilai inflasi. Di Indonesia, nilai inflasi dinilai nyaris
cukup sensitif. Bahkan hanya gara-gara harga sembako dipasaran tinggi, maka
nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di negara
kita ini, maka akan bermunculan masalah-masalah ekonomi Indonesia yang lain.
C. Dampak Positif dan Negatif akibat
Global Ekonomi
Namun, di
tengah gejolak tersebut, ekonomi dunia masih memberikan kabar positif.
Faktor
positif tersebut di antaranya perbaikan ekonomi AS, yaitu berkurangnya risiko
ekonomi akibat pelaksanaan pemilihan presiden AS pada November 2012.
Hal lain adalah suntikan modal Bank Sentral Uni Eropa pada tahap I senilai 489 miliar euro. Sementara itu, suntikan modal tahap II akan dilakukan pada Februari 2012 dengan total dana mencapai satu triliun euro. “Portfolio rebalancing dari UE ke pasar Asia termasuk Indonesia, kami perkirakan pada kuartal pertama 2012,” kata dia. “Intra trade Asia yang kuat, lebih besar dari perdagangan Indonesia-AS, Indonesia-UE, dan lainnya.”
Hal lain adalah suntikan modal Bank Sentral Uni Eropa pada tahap I senilai 489 miliar euro. Sementara itu, suntikan modal tahap II akan dilakukan pada Februari 2012 dengan total dana mencapai satu triliun euro. “Portfolio rebalancing dari UE ke pasar Asia termasuk Indonesia, kami perkirakan pada kuartal pertama 2012,” kata dia. “Intra trade Asia yang kuat, lebih besar dari perdagangan Indonesia-AS, Indonesia-UE, dan lainnya.”
Sementara
itu, dari sisi negatif ekonomi global, masih ada potensi ketidakstabilan nilai
tukar euro yang cenderung menuju bubarnya mata uang tunggal tersebut. Hal itu
bisa ditandai dengan permintaan dolar AS yang semakin meningkat.Kawasan Eropa
juga masih dihantui dengan adanya potensi resesi, karena kebijakan fiskal yang
sangat ketat.
Globalisasi
perekonomian juga masuk ke dalam indonesia yang memberikan efek positif dan
efek negatif. Dampak positif globalisasi bagi indonesia adalah mendorong
Indonesia untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik sehingga dapat
meningkatkan daya saing produksi dalam negeri di pasar internasional, mendorong
para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya
tinggi,meningkatkan kesempatan kerja (dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing
yang masuk ke indonesia) meningkatkan devisa negara,memudahkan masyarakat
memperoleh barang impor yang dibutuhkannya yang barang tersebut belum dapat di
produksi di indonesia dan juga dapat meningkatkan kegiatan pariwisata yang
berguna sebagai ajang promosi produk Indonesia .
Sedangkan
dampak negatif globalisasi ekonomi bagi indonesia adalah globaisasi ekonomi
mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan yang
miskin (yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin) seperti yang di
jakarta, banyak gedung-gedung tinggi (mewah) disana tetapi di bawah gedung
tersebut terdapat rumah yang terbuat dari kardus (tempat tinggal masyarakat
miskin) hal tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Globalisasi
perekonomian juga mengakibatkan meningkatnya barang-barang impor yanga masuk ke
pasar dalam negeri secara besar-besaran yang mengakibatkan indonesia menjadi
objek pasar internasional seperti produksi motor yang dikuasai oleh jepang,
indonesia hanya pasar sedangkan keuntungan yang didapat oleh jepang dari
indonesia akan di bawa jepang untuk memperkaya bangsa jepang. Hal ini juga
terjadi pada kasus PT. Freeport di Papua, di sana emas indonesia di keruk habis
oleh amerika, sebagian besar keuntungannya mereka bawa ke amerika sedangkan
keuntungan bagi indonesia hanya sedikit dan bahkan indonesia bisa di bilang
hanya memperoleh kemiskinan (seperti kerusakan hutan), buruh-buruh indonesia
yang bekerja di sana di upah seminimal dengan kerja yang begitu berat.
Terlepas
dari dampak positif atau negatif dari globalisasi ekonomi , sebenarnya
globalisasi ekonomi dapat memberikan keuntungan yang besar pada suatu negara
apabila negara tersebut mempunyai produk yang berdaya saing tinggi, mempunyai
sumber daya manusia yang memadai (berkualitas) dan kebijakan pemerintah
Globalisasi ekonomi juga memiliki
peluang dan tantangan bagi kita semua untuk bersaing dalam globalisasi ekonomi.
Globalisasi ekonomi memberikan peluang bagi para pelaku usaha (pengusaha)
domestik untuk memperbesar bisnisnya sehingga para pengusaha dapat menghasilkan
produk yang berkualitas dan dalam hal ini pemerintah juga harus berkomitmen
untuk memperbaiki kekurangan yang ada untuk memperkuat daya saing. Kita
haruslah memiliki daya saing yang tinggi dan memaksimalkan setiap peluang yang
di dapatkan, dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, maka kita
akan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Walaupun demikian globalisasi
juga memiliki tantangan tersendiri bagi kita semua, ketika produk yang
dihasilkan dan sumber daya manusia tidak berkualitas, maka kita tidak akan
dapat bersaing dengan negara-negara lain. Pada faktanya indonesia masih lemah
dalam persaingan globalisasi ekonomi, kurangnya daya saing tersebut bisa di
sebabkan oleh kurangnya dukungan pemerintah / kurangnya perlindungan pemerintah
terhadap pelaku usaha lokal / kebijakan pemerintah yang merugikan pelaku usaha
lokal (dan inilah tantangan yang dihadapi oleh indonesia). Dibawah ini
adalah contoh dari dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi ekonomi di dua
sektor paling vital dalam kehidupan berekonomi , sebagai berikut ;
1.
Globalisasi
bidang ekonomi sektor perdagangan
Dampak
positif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
~> Liberalisasi
perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada
Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama
hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
~> Di
bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk
menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.
Dampak
negatif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
~> Arus
masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
~> Maraknya
penyelundupan barang ke Indonesia.
~> Masuknya
wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.
2.
Globalisasi
bidang ekonomi sektor produksi
Dampak
positif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :
~> Adanya
kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke
negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis (melimpahnya
bahan baku, areal yang luas, dan tenaga kerja yang masih murah) meskipun masih
sangat terbatas dan rentan terhadap perubahan-perubahan kondisi sosial-politik
dalam negeri ataupun perubahan-perubahan global, Indonesia memiliki peluang
untuk dipilih menjadi tempat baru bagi perusahaan tersebut.
Dampak
negatif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :
~> Perusahaan
dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar. Akibatnya
kondisi industridalam negeri sulit berkembang.
~> Terjadi
kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
~> Suatu
perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan PHK tenaga
kerja dalam negeri.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar