Minggu, 09 Juni 2013

Wajah Perekonomian Indonesia



Nama   : Siti Rahmawati
Kelas   : 1EB17
Npm     : 27212083

A.    Perekonomian Indonesia pada saat ini
Perekonomian Indonesia pada 2012 masih dibayangi ketidakpastian global, terutama yang bersumber dari masalah utang dan defisit anggaran negara-negara di Uni Eropa.
Namun, di tengah perlambatan ekonomi global itu, analis ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap pada level 6,7 persen pada 2012.
“Prediksi kami, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen, inflasi 4,9-5,5 persen, tapi bukan karena ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), melainkan hanya pembatasan BBM,” kata Lana dalam diskusi media ‘Economic Outlook 2012′, di Menara Imperium, Jakarta, Kamis, 29 Desember 2011.
Lana juga memprediksi nilai tukar rupiah pada 2012 akan berada pada level Rp8.900-9.150 per dolar Amerika Serikat. Sementara itu, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate berada di level 6 hingga 6,5 persen seiring kenaikan inflasi.“Target di atas enam persen masih sangat mungkin, IMF saja menganggap 6,3 persen, meskipun turun sedikit dari 6,5 persen,” ungkapnya.
Dia mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia versi skenario Bank Dunia hanya berada pada level optimistis antara 6 sampai 6,3 persen. Sementara itu, pada level moderat berada di posisi 5,5 sampai 5,9 persen. Untuk level pesimistis, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya berada di level 4,5 sampai 5,5 persen.
“Ekonomi dunia masih diperkirakan tumbuh sekitar empat persen, perlambatannya kecil dan tidak seburuk 2009,” kata Lana.
Keyakinan akan membaiknya perekonomian Indonesia saat ini juga diungkapkan oleh  Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Keuangan Financial Reform Institute Muhammad Husni Thamrin menyatakan, perekonomian Indonesia pada 2012 siap untuk lepas landas.
“Kondisi perekonomian di Tanah Air sepanjang 2011 bisa dibilang kuat dan stabil, sehingga bisa dipastikan ekonomi Indonesia pada 2012 siap lepas landas,” kata Husni dalam diskusi ekonomi bersama Financial Reform Institute di Cikini, Jakarta, Selasa. 
Husni mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 mencapai 6,5 persen dengan inflasi sebesar 3,79 persen. “Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN serta negara dengan angka inflasi terendah se-Asia Pasifik,” kata Husni. Husni menambahkan rasio utang terhadap PDB sebesar 0,25 persen, cadangan devisa 110 miliar dolar AS, bunga dasar 6 persen dan defisit anggaran kurang dari 2 persen terhadap PDB menunjukkan kekuatan dan stabilitas ekonomi Indonesia pada 2011. “Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2011 yang mencapai 700 miliar dolar AS membuat Indonesia terdaftar sebagai anggota G-20 (negara-negara dengan volume ekonomi terbesar di dunia),” ujar Husni. 
Di samping itu, selama tujuh tahun terakhir angka kemiskinan di Indonesia terus menurun.
“Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin Indonesia turun dari 36,1 juta orang atau 16,66 persen dari total penduduk pada Februari 2004 menjadi 29,9 juta orang atau 12,36 persen dari total penduduk pada September 2011,” kata Husni. 
Husni berharap pada 2012 beberapa program pemerintah dalam sektor ekonomi seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) akan berjalan dengan lancar sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan secara signifikan.
B.   Permasalah Ekonomi di Indonesia 

Masalah Ekonomi di Indonesia - Siapa sih yang tidak tahu bahwa negara kita, Indonesia ini adalah termasuk negara yang kaya? Terutama kaya akan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Tapi sayangnya pemanfaatan sumber daya alam Indonesia belum maksimal. Parahnya lagi adalah orang asing yang berhasil mengeruk kekayaan alam kita. Itu baru satu contoh permasalahan ekonomi Indonesia yang muncul kepermukaan. Tidak hanya itu, masih ada beberapa permasalahan lagi yang membuat ekonomi Indonesia agak lambat untuk berkembang.
Beberapa Masalah Ekonomi di Indonesia
1.      Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.
2.      Tingginya Biaya Produksi
Sudah menjadi rahasia umum di dunia industri di negara kita ini bahwa selain biaya produksi cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun karena faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan dengan terang-terangan.
Hal ini yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah  ini. Bahkan beberapa industri yang dinilai cukup bagus akhirnya bangkrut dan lebih memilih untuk beralih menjadi importir yang hanya cukup menyediakan gudang dan beberapa pekerja saja dibanding dengan mendirikan sebuah industri baru. Ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan masalah ekonomi di indonesia lainnya.
Masalah Ekonomi di Indonesia Lainnya :
3.      Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
       Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini sangat marak sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita, bukan? Nah, penyebabnya adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang dirasa kurang tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia.
4.      Di saat itu pemerintah memutuskan untuk bergabung dalam ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk lokal nyaris kalah dengan produk yang berasal dari China.
5.      Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari besar lainnya.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.
6.      Suku Buka Perbankan Terlalu Tinggi
Perlu anda ketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Nah, untuk suku bunga perbankan di Indonesia masih dinilai terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
7.      Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Selain suku bunga perbankan, satu hal lagi yang juga mempengaruhi kondisi ekonomi di suatu negara adalah nilai inflasi. Di Indonesia, nilai inflasi dinilai nyaris cukup sensitif. Bahkan hanya gara-gara harga sembako dipasaran tinggi, maka nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di negara kita ini, maka akan bermunculan masalah-masalah ekonomi Indonesia yang lain.

C.   Dampak Positif dan Negatif akibat Global Ekonomi
Namun, di tengah gejolak tersebut, ekonomi dunia masih memberikan kabar positif.
Faktor positif tersebut di antaranya perbaikan ekonomi AS, yaitu berkurangnya risiko ekonomi akibat pelaksanaan pemilihan presiden AS pada November 2012.
Hal lain adalah suntikan modal Bank Sentral Uni Eropa pada tahap I senilai 489 miliar euro. Sementara itu, suntikan modal tahap II akan dilakukan pada Februari 2012 dengan total dana mencapai satu triliun euro. “Portfolio rebalancing dari UE ke pasar Asia termasuk Indonesia, kami perkirakan pada kuartal pertama 2012,” kata dia. “Intra trade Asia yang kuat, lebih besar dari perdagangan Indonesia-AS, Indonesia-UE, dan lainnya.”
Sementara itu, dari sisi negatif ekonomi global, masih ada potensi ketidakstabilan nilai tukar euro yang cenderung menuju bubarnya mata uang tunggal tersebut. Hal itu bisa ditandai dengan permintaan dolar AS yang semakin meningkat.Kawasan Eropa juga masih dihantui dengan adanya potensi resesi, karena kebijakan fiskal yang sangat ketat.
Globalisasi perekonomian juga masuk ke dalam indonesia yang memberikan efek positif dan efek negatif. Dampak positif globalisasi bagi indonesia adalah mendorong Indonesia untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi dalam negeri di pasar internasional, mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi,meningkatkan kesempatan kerja (dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke indonesia) meningkatkan devisa negara,memudahkan masyarakat memperoleh barang impor yang dibutuhkannya yang barang tersebut belum dapat di produksi di indonesia dan juga dapat meningkatkan kegiatan pariwisata yang berguna sebagai ajang promosi produk Indonesia .
Sedangkan dampak negatif globalisasi ekonomi bagi indonesia adalah globaisasi ekonomi mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan yang miskin (yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin) seperti yang di jakarta, banyak gedung-gedung tinggi (mewah) disana tetapi di bawah gedung tersebut terdapat rumah yang terbuat dari kardus (tempat tinggal masyarakat miskin) hal tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Globalisasi perekonomian juga mengakibatkan meningkatnya barang-barang impor yanga masuk ke pasar dalam negeri secara besar-besaran yang mengakibatkan indonesia menjadi objek pasar internasional seperti produksi motor yang dikuasai oleh jepang, indonesia hanya pasar sedangkan keuntungan yang didapat oleh jepang dari indonesia akan di bawa jepang untuk memperkaya bangsa jepang. Hal ini juga terjadi pada kasus PT. Freeport di Papua, di sana emas indonesia di keruk habis oleh amerika, sebagian besar keuntungannya mereka bawa ke amerika sedangkan keuntungan bagi indonesia hanya sedikit dan bahkan indonesia bisa di bilang hanya memperoleh kemiskinan (seperti kerusakan hutan), buruh-buruh indonesia yang bekerja di sana di upah seminimal dengan kerja yang begitu berat.
Terlepas dari dampak positif atau negatif dari globalisasi ekonomi , sebenarnya globalisasi ekonomi dapat memberikan keuntungan yang besar pada suatu negara apabila negara tersebut mempunyai produk yang berdaya saing tinggi, mempunyai sumber daya manusia yang memadai (berkualitas) dan kebijakan pemerintah
Globalisasi ekonomi juga memiliki peluang dan tantangan bagi kita semua untuk bersaing dalam globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi memberikan peluang bagi para pelaku usaha (pengusaha) domestik untuk memperbesar bisnisnya sehingga para pengusaha dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dalam hal ini pemerintah juga harus berkomitmen untuk memperbaiki kekurangan yang ada untuk memperkuat daya saing. Kita haruslah memiliki daya saing yang tinggi dan memaksimalkan setiap peluang yang di dapatkan, dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, maka kita akan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Walaupun demikian globalisasi juga memiliki tantangan tersendiri bagi kita semua, ketika produk yang dihasilkan dan sumber daya manusia tidak berkualitas, maka kita tidak akan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Pada faktanya indonesia masih lemah dalam persaingan globalisasi ekonomi, kurangnya daya saing tersebut bisa di sebabkan oleh kurangnya dukungan pemerintah / kurangnya perlindungan pemerintah terhadap pelaku usaha lokal / kebijakan pemerintah yang merugikan pelaku usaha lokal (dan inilah tantangan yang dihadapi oleh indonesia). Dibawah ini adalah contoh dari dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi ekonomi di dua sektor paling vital dalam kehidupan berekonomi , sebagai berikut ;
1.      Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan
Dampak positif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
~> Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
~> Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.
Dampak negatif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
~>  Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
~>  Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
~>  Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.
2.      Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi
Dampak positif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :
~> Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis (melimpahnya bahan baku, areal yang luas, dan tenaga kerja yang masih murah) meskipun masih sangat terbatas dan rentan terhadap perubahan-perubahan kondisi sosial-politik dalam negeri ataupun perubahan-perubahan global, Indonesia memiliki peluang untuk dipilih menjadi tempat baru bagi perusahaan tersebut.
Dampak negatif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :
~> Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar. Akibatnya kondisi industridalam negeri sulit berkembang.
~> Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
~> Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan PHK tenaga kerja dalam negeri.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar