I.
STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
·
HARMONISASI AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Harmonisasi merupakan proses untuk
menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas
(daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi
standar akuntansi telah dilakukan jauh sebelum pembentukan Komite Standar
Akuntansi Internasional (IASC) pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi
internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat
standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang
menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Banyak orang mengartikan istilah
harmonisasi dan standarisasi seolah-olah keduanya memiliki arti yang sama.
Padahal standardisasi merupakan kebalikan dari harmonisasi. Standardisasi
secara umum berarti penetapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala
situasi. Standardisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan anatar negara,
dan oleh karenanya lebih sulit untuk diterapkan secara internasional. Untuk
mencapai harmonisasi akuntansi internasional dibutuhkan upaya maksimal melalui perdebatan
yang tajam.
Harmonisasi Akuntansi
Mencakup Harmonisasi :
1. Standar
akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan.
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan - perusahaan publik terkait dengan penawaran
surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
3. Standar
audit.
Keuntungan Harmonisasi
Internasional
Kasus harmonisasi standar akuntansi
merupakan kasus yang kuat. Akuntansi memiliki nilai budaya yang relatif rendah.
Persaingan di antara pendekatan akuntansi yang berbeda, meskipun tidak terlalu
bermanfaat, sebaiknya dalam bentuk tambahan-tambahan pelaporan opsional dan
bukan sistem pelaporan dasar, serta penghematan biaya potensial dan manfaat
lainnya sangatlah besar. Para pendukung harmonisasi internasional mengemukakan
bahwa harmonisasi (bahkan standardisasi) memiliki banyak keuntungan. Beberapa
manfaatnya antara lain sebagai berikut :
1. Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal,
2. Investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang,
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi,
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik Atas Standar
Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi
juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa
pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang
terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi,
sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri
di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat
berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat
standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi
perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi
nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah
tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan
nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa
adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan.
Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social,
dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah
perhatian politik nasional seringkali berpengaruh terhadap standar akuntansi
bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan
kompromi standar akuntansi.
Rekonsiliasi dan Pengakuan
Bersama
Sejalan dengan penerbitan dan
perdagangan saham internasional yang kian berkembang, masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyerahan laporan keuangan dalam wilayah non domestik
menjadi semakin penting. Beberapa pendukung berpendapat bahwa harmonisasi
internasional akan membantu menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan
dengan isi laporan keuangan lintas batas negara.
Dua pendekatan lain yang diajukan
sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait
dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi.
Rekonsiliasi
berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangn
lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda.
2. Pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai imbal balik/resiprositas).
Pengakuan
bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Evaluasi Harmonisasi
Akuntansi
Perdebatan mengenai harmonisasi
mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa pendapat yang
menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin
banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi,
pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah
pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Banyak
perusahaan yang secara sukarela telah menerapkan (Internasional Financial
Reporting Standards-IFRS). Perusahaan-perusahan ini melihat manfaat ekonomi
dalam mengadopsi standar akuntansi dan pengungkapan yang kredibel di mata
internasional. Bahkan banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan,
menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Hal
ini dikarenakan kemajuan dalam harmonisasi pengungkapan dan audit cukup
mengesankan.
Penerapan Standar
Internasional
Apabila standar akuntansi diterapkan
melalui prosedur politik, hukum, atau aturan, umumnya aturan wajib yang
mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan turut menentukan apa saja
aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan. Standar akuntansi
internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian
internasional atau politis
2. Kepatuhan
secara sukarela (atau yang didorong secara profesional)
3. Keputusan
oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Usaha-usaha standar internasional
lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela.
Standar-standar ini akan diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang
menggunakan standar-standar akuntansi.
Beberapa Peristiwa
Penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
·
(1959 - Jacob
Kraayenhof), mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama,
mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
·
(1961 - Group d’Etudes),
yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa
untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah
yang menyangkut akuntansi.
·
(1966 - Kelompok Studi
Internasional Akuntan) didirikan oleh institute
professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
·
(1973 - Komite Standar
Akuntansi Internasional) (Internasional Accounting Standard Committee-IASC)
didirikan.
·
(1976 - Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) (Organization for Economic
Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam
Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
·
(1977 - Federasi
Internasional Akuntan) (International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
·
(1977 - Kelompok Para
Ahli) yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa
mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
·
(1978 - Komisi
Masyarakat Eropa) mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju
harmonisasi akuntansi Eropa.
·
(1981 – IASC)
mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk
memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
·
(1984 - Bursa Efek London)
menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan
sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan
standar akuntansi internasional.
·
(1987 - Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)) menyatakan dalam konferensi
tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi
dan audit.
·
(1989 – IASC)
mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka
Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan oleh IASC.
·
(1995 - Dewan IASC dan
Komisi Teknis IOSCO) menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya
kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar
yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini
menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam
pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar
global.
·
(1995 - Komisi Eropa)
mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan
memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan
pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
·
(1996 - Komisi Pasar
Modal Amerika Serikat (SEC)) mengumumkan bahwa pihaknya mendukung tujuan IASC
untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan
untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat
berharga lintas batas.
·
(1998 – IOSCO)
menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas
Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
·
(1999 - Forum
Internasional) untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy
Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
·
(2000 – IOSCO)
menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC
sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
·
(2001 - Komisi Eropa)
mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang
tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun
akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
·
(2001 - Badan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standars Board-IASB))
menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1
April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
·
(2002 - Parlemen Eropa)
menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat
sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005
dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas
ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak
melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian
mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
·
(2002 - IASB dan FASB)
menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap
konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
·
(2003 - Dewan Eropa)
menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan
ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
·
(2003 – IASB)
menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.
Sekilas Mengenai Organisasi
Internasional Utama Yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain
utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan
harmonisasi akuntansi internasional, diantaranya yaitu:
1. Badan
Standar Akuntansi International (IASB), mewakili kepentingan dan organisasi
sektor swasta.
2. Komisi
Uni Eropa (EU), kelompok kerja OECD dan ISAR merupakan lembaga (entitas)
politik yang memperoleh kekuasaan melalui perjanjian internasional.
3. Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO), mendorong standar aturan yang tinggi,
termasuk standar akuntansi dan pengungkapan yang diharmonisasikan untuk
perolehan dan perdagangan modal lintas batas.
4. Federasi
Internasional Akuntan (IFAC), kegiatan utamanya meliputi penerbitan panduan
teknis dan profesional dan mendorong adopsi pengumuman IFAC dan IASB.
5. Kelompok
Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting-ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development-UNCTAD)
6. Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi
Internasional
Badan Standar Akuntansi (IASB),
dahulu bernama IASC, merupakan suatu badan pembuat standar rekor swasta yang
independen dibangun pada tahun 1973 oleh organisasi akuntansi profesional di
sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Tujuan IASB antara
lain :
1. Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat
diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan
dapat dibandingkan dalam laporan keuangan,
2. Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat,
3. Untuk
membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi.
Standar Inti IASC dan
Persetujuan IOSCO
IASB (dahulu bernama IASC) telah
berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh seluruh
badan pengatur surat berharga di dunia. Untuk mewujudkannya, IASC mengadopsi
suatu rencana kerja untuk menghasilkan satu set inti standar berkualitas tinggi
yang komprehensif. Pada bulan Juli 1995 Komite Teknis IOSCO menyatakan
persetujuannya dengan menuangkan rencana kerjanya sebagai berikut :
Dewan (IASC) telah mengembangkan
suatu rencana kerja yang telah disetujui oleh Komite Teknis yang jika berhasil
diselesaikan akan menghasilkan IAS yang terdiri dari satu set standar inti yang
komprehensif. Penyelesain standar yang komprehensif ini dapat diterima oleh
Komite Teknis (IOSCO) memungkinkan persetujuan dari Komite Teknis untuk
penggunaan IAS dalam pengumpulan modal dan keperluan pencatatan saham lintas
batas di seluruh pasar global.
Struktur IASB yang Baru
IASB yang direstrukturisasi tersebut
bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001, setelah direorganisasi,
akan mencakup badan berikut:
1. Badan
wali
2. Dewan
IASB
3. Dewan
penasihat standar
4. Komite
interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC).
Pengakuan dan Dukungan
Bagi IASB
Pada tahun 1995, Komisi Eropa
menyetujui IFRS. Standar Pelaporan Keuangan Internasional saat ini telah
diterima secara luas diseluruh dunia. Sebagai contoh, standar-standar itu
digunakan oleh banyak negara sebagai dasar ketentuan akuntansi nasional,
digunakan sebagai acuan internasional di kebanyakan negara-negara industri
utama dan negara-negara pasar berkembang yang membuat standarnya sendiri,
diterima oleh banyak bursa efek dan badan regulator yang memperbolehkan
perusahaan asing atau domestik untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun
menurut IFRS, dan diakui oleh Komisi Eropa dan badan supranasional lainnya.
Pada akhirnya, penandatanganan Perjanjian Norwalk tahun 2002 oleh IASB dan
Badan Standar Akuntansi Keuangan AS memberi sinyal adanya komitmen badan
pembuat standar nasional terhadap konvergensi yang mengarah pada satu set
standar akuntansi internasional tunggal di seluruh dunia.
Respons Komisi Pasar Modal Amerika Serikat Terhadap IFRS
SEC tidak menerima IFRS sebagai
dasar laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan yang mencatat saham pada
bursa efek AS. Namun demikian, SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat
untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non
AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standar
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran
lintas batas. Namun demikian, SEC juga menyatakan bahwa tiga kondisi harus
dipenuhi oleh perusahaan sebelum SEC dapat menerima standar IASB, diantaranya :
1. Standar
harus mencakup bagian inti ketentuan akuntansi yang menentukan dasar akuntansi
yang komprehensif dan secara umum dapat diterima,
2. Standar
harus berkualitas tinggi, menghasilkan daya banding dan transparansi, serta
memberikan pengungkapan penuh,
3. Standar
harus diinterpretasikan dan diterapkan dengan ketat.
Perbandingan antara IFRS dan
Isi Prinsip Akuntansi Komprehensif Lainnya
Terdapat berbagai analisis yang
membandingkan IFRS dengan isi prinsip akuntansi lainnya. Hal ini didukung,
dengan adanya motivasi untuk dilakukannya analisis ini. Kebanyakan para regulator
dan pembuat standar diberbagai negara ingin mengetahui tingkat kesesuaian
antara prinsip negara asal dan IFRS, sejauh mana prinsip-prinsip di negara asal
harus direvisi agar menjadi sesuai dengan IFRS atau sejauh mana IFRS dapat
diterima dengan menggunakan standar negara asal sebagai acuan.
Uni
Eropa
Pada tahun 1957, Traktat Roma
mendirikan Uni Eropa dengan maksud untuk mengharmonisasikan sistem hukum dan
ekonomi negara-negara anggotanya. Per bulan Mei 2004, Uni Eropa terdiri dari 25
negara anggota (Austria, Belgia, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia,
Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia,
Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Slowakia, Slovenia,
Spanyol, Swedia, dan Inggris).
Salah satu tujuan Uni Eropa adalah
untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah
memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk
mencapai pasar tunggal bagi:
1. Perubahan
modal dalam tingkat Uni Eropa,
2. Membuat
kerangka dasar hukum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang
terintegrasi,
3. Mencapai
satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya
tercatat.
Komite Eropa kemudian menyusun
program besar penyelarasan hukum perusahaan segera setelah komite ini dibentuk.
Pedoman Komite Eropa kini menaungi seluruh aspek hukum perusahaan. sebagian
pedoman memiliki hubungan langsung dengan akuntansi. Banyak pengamat menganggap
Pedoma Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan sebagai pedoman yang terpenting jika
dilihat dari segi sejarah dan isinya.
Direktif
Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
Direktif Uni Eropa Keempat, yang
dikeluarkan tahun 1978, merupakan susunan aturan akuntansi yang paling luas dan
paling mencakup segala hal dalam kerangka kerja Uni Eropa. Baik perusahaan
negeri maupun swasta di atas kriteria ukuran minimum tertentu haruslah penuh.
Direktif Ketujuh, yang dikeluarkan
tahun 1983, membahas masalah laporan keuanagan Konsolidasi. Saat itu, laporan
keuangan konsolidasi merupakan pengecualian. Laporan tersebut tadinya merupakan
norma-norma di Irlandia, Belanda, dan Inggris, dan Jerman yang menuntut
konsolidasi anak perusahaan Jerman.
Direktif Kedelapan, yang dikeluarkan
tahun 1984, menyentuh beragam aspek kualifikasi orang berwenang dan
professional untuk melakukan audit yang secara hukum dibutuhkan (statutory).
Intinya, pedoman ini menerapkan kualifikasi minimum bagi auditor. Kualifikasi
ini menuntut audtor yang berpendidikan dan terlatih serta independen.
Apakah Upaya Harmonisasi Uni
Eropa Telah Berhasil ?
Pedoman keempat dan ketujuh memiliki
dampak yang dramatis terhadap pelaporan keuangan di seluruh Uni Eropa, yang
membawa akuntansi disemua negara anggotanya menuju level yang baik dan seragam.
Uni Eropa menyelaraskan penyampaian akun laba dan rugi da neraca serta
menambahkan informasi tambahan minimum, terutama pengungkapan dampak peraturan
pajak terhadap hasil yang dilaporkan.Hal ini mempercepat perkembangan akuntansi
di negara – negara
Uni Eropa dan juga mempengaruhi akuntansi di negara tetangga yang bukan anggota
Uni Eropa.
Namun keberhasilan usaha
penyelarasan Uni Eropa menjadi perdebatan.Sebagai contoh, negara – negara anggota umumnya tidak
mengesampingkan peraturan akuntansi yang ada di negara mereka saat mengadopsi
pedoman Uni Eropa. Hal yang terjadi adalah, negara – negara
tersebut menyesuaikan peraturan baru terhadap peraturan mereka yang telah
ada. Masalah lainnya adalah sejumlah mana negara – negara
anggota mematuhi pedoman yang ada.
Masalah Pedoman Audit
Statutory Uni Eropa Sarbanes Oxley Act
Komite
Audit
Diharuskan untuk perusahaan yang
terdaftar. Menunjuk atau membubarkan audit. Setidaknya satu anggota harus
indepnden. Setidaknya satu anggot harus memiliki keahlian finansial. Diharuskan
untuk perusahaan yang terdaftar. Menunjuk dan membubarkan auditor. Komite harus
independen. Setidaknya satu anggota harus memiliki keahlian finansial. Juga
mengharuskan prosedur bagi komplain dari pengawas.
Kontrol
Internal
Firma audit harus melaporkan
mengenai masalah utama yang muncul dari audit, terutama kelemahan dalam
control. Sama, persyaratan lebih terperinci.
Pengawasan
Publik terhadap Auditor
Setiap negara anggota harus menunjuk
satu badan pengawas untuk auditornya. Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) mengawasi audit di perusahaan negara, mendirikan standar untuk
auditing, control kualitas, etik dan indepedensi firma audit.
Firma vs
Rotasi Rekanan
Rekanan audit utama bergantu setiap
tujuh tahun, dengan pilihan rotasi frima audit negara anggotanya. Kepala
rekanan audit harus berganti setiap lima tahun.
·
Standar Auditing
·
Standar Internasional tentang
audit
·
Standar PCAOB
Pendekatan Baru Uni Eropa dan
Integrasi Pasar Keuangan Eropa
Pada tahun 1995 EC mengadopsi
pendekatan baru terhadap harmonisasi akuntansi yang dikenal dengan sebutan “Strategi Akuntansi Baru”. EC juga menekankan agar Uni
Eropa memperkuat komitmennya terhadap proses penentuan standar internasional,
yang menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional. Pengesahan IFRS
oleh EC dimulai pada tahun 2003 melalui adopsi seluruh standar dan interpretasi
IASB yang ada, yaitu Standar 1 mengenai Informasi Keuangan. Standar ini berisi
21 prinsip yang ditunjukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
pendekatan yang sama penegakan IFRS diseluruh Uni Eropa.
Organisasi Internasional
Komisi Pasar Modal (IOSCO)
International Organization Of
Securities Commisions (IOSCO) terdiri atas regulator sekuritas yang berasal
lebih dari 100 negara. IOSCO bertujuan untuk :
·
Berkerja sama bersama untuk
memajukan praturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil,
efisein, dan baik.
·
Bertukar informasi tentang
pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic
·
Menyatukan usaha setiap
negara untuk membuat standard dan pengawasan yang tepat terhada transaksi
sekuritas di setiap Negara
·
Saling membantu memajukan
integritas pasar dengan menerapkan standar – standar
secara teliti dengan menindak segala pelanggaran
·
Saling membantu memajukan
integritas pasar dengan menerapkan standar – standar
secara teliti dengan menindak segala pelarangan
Secara bersama, anggota IOSCO
bertanggung jawab mengatur lebih dari 90% pasar sekuritas global. Seiring makin
mendunianya pasar keuangan, kerja sama lintas batas antar regulator sekuritas
berubah menjadi tujuan yang penting bagi organisasi.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif
terhadap pengungkapan dan standar akuntansi internasional untuk memfasilitasi
kemampuan setiap perusahaan dalam menngkatkan modal secara efisein di pasar
sekuritas dunia. Tahun 1998, IOSCO menerbitkan susunan standar pengungkapan non
–finansial
yang akhirnya memungkinkan perusahaan untuk menggunakan prospectus dalam
menawarkan atau mendaftarkan saham di pasar modal besar di sleuruh
dunia,.Regulator sekuritas di sleuruh dunia makin marak mengadopsi standar ini.
Komite teknis IOSCO memusatkan
perhatian pada pengungkapan dan akuntansu multinasional. Tujuan utamanya adalah
memfasilitasi proses dimana penerbit efek kelas dunia dapat menambah modal
dimana tuntutan investor dapat terjawab. IOSCO bekerja sama dengan IASB, salah
satu kegiatannya adalah menyediakan input terhadap proyek IASB. IOSCO telah
mengesahkan IFRS untuk penawaran sekuritas lintas batas
Federasi Internasional
Akuntan (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat
dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih
dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk
mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga
akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap
2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC.
Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal
dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2
kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya.
Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York,
yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.
Kebanyakan pekerjaan profesional
IFAC dialakukan melalui komite tetap. Pada saat penulisan buku ini, komite
tetap terdiri dari:
1. Badan
Standar Audit dan Asuransi Internasional
2. Kesesuaian
3. Pendidikan
4. Etika
5. Akuntan
Profesional dalam Bisnis
6. Sektor
Publik
7. Auditor
Tradisional
Kelompok Kerja Antar Pemerintah
Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Pakar Dalam Standar Internasional Akuntansi
dan Pelaporan (ISAR). Pada tahun 1982, dibentuknya ISAR yang merupakan
satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas mengenai akuntansi
dan audit pada tingkat perusahaan. Tugas spesifiknya adalah untuk mendorong
harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan tugas
tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang
diusulkan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan
hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan
akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
Organisasi Untuk Kerjasama
Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi
internasional Negara-negara industri maju yang berorientasi ekonomi pasar.
Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industri maju yang lebih
besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain
(seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kepentingan anggota-anggotanya
Contoh Perusahaan yang
Menerapkan Harmonisasi Akuntansi Internasional
Dalam laporan keuangan tahunan
periode 2015 perusahaan The Coca Cola Company, dapat menunjukkan praktik
penerapan harmonisasi akuntansi internasional. Diantaranya terdapat bagian
dihalaman 144 mengengenai opini auditor. Bahwa dikemukakan Laporan keuangan
perusahaan The Coca Cola Company telah disusun sesuai dengan IFRS. Seperti kutipan
yang diambil dari laporan keuangan tahunan periode 2015 perusahaan The Coca
Cola Company :
We
conducted our audits in accordance with the standards of the Public Company
Accounting Oversight Board (United States). Those standards require that we
plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the
financial statements are free of material misstatement. An audit includes
examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in
the financial statements. An audit also includes assessing the accounting
principles used and significant estimates made by management, as well as
evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our
audits provide a reasonable basis for our opinion.
In our opinion, the consolidated financial statements
give a true and fair view of the assets and liabilities and of the financial
position of the Group as at December 31, 2015, and of the results of its
operations for the year then ended in accordance with International Financial
Reporting Standards as adopted by the European Union.
II. MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN
Tujuan
utama manajemen risiko keuangan adalah untuk menimbulkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,komoditas, dan
ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko
pasar. Sebagai contoh, sebuah perusahaan di Swedia yang menerbitkan saham baru
bagi investor domestik mungkin memandang risiko pasar sebagai eksposur terhadap
kenaikan saham. Kenaikan harga saham yang tidak terduga tersebut tidak
diinginkan jika perusahaan penerbit saham semestinya dapat mengeluarkan jumlah
lembar saham yang lebih sedikit untuk memperoleh jumlah uang tunai yang sama
dengan cara menunda penerbitan saham selama beberapa saat.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan
peranan yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantisifisikasi keseimbangan yang
terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai
tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Manajemen Risiko di Dunia
dengan Kurs Mengambang
Banyak pergerakan harga yang telah
dibahas sebelumnya saling berkaitan satu sama lain. Di bab ini, analisis yang
dilakukan dibatasi pada potensi risiko harga tertentu yaitu : perubahan kurs
valuta asing. Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko
yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Selain itu,
konsep manajemen risiko suku bunga, harga komoditas, dan harga ekuitas.
Dalam
dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1. antisipasi
pergerakan kurs
2. pengukuran
risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3. perancangan
strategi perlindungan yang memadai
4. pembuatan
pengendalian manajemen risiko internal. Semua ini akan dibahas berikut ini
Peramalan atas Perubahan Kurs
Dalam mengembangkan program
manajemen risiko nilai tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi
mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitudo perubahan kurs. Karena
menyadari prospek kurs sebelumnya, manajer keuangan dapat menyusun
ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efisien dan efektif. Namun demikian
apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah
sebuah masalah.
Informasi yang sering kali digunakan
dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan
perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
1. Perbedaan inflasi (inflation
differential). Bukti menunjukkan bahwa laju inflasi yang
lebih tinggi di suatu negara, cenderung akan diimbangi dalam beberapa waktu
dengan pergerakan dengan nilai yang setara tetapi berlawanan dalam nilai mata
uangnya.
2. Kebijakan moneter (monetery
policy). Suatu peningkatan dalam pasokan uang suatu
negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional mendorong
timbulnya inflasi, yang memengauhi kurs.
3. Neraca perdagangan (balance
of trade). Pemerintah sering kali memanfaatkan devaluasi
mata uang untuk menyelesaikan neraca perdagangan yang tidak menguntungkan
(yaitu apabila ekspor <impor).
4. Neraca pembayaran (balance of
payment). Suatu negara yang menghabiskan (mengimpor) dan
berinvestasi lebih banyak di luar dari pada yang dihasilkan atau diterimanya
dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami tekanan penurunan nilai mata
uangnya.
5. Cadangan moneter dan
kapasitas utang luar negeri. Suatu negara yang mengalami
defisit neraca pembayaran terus menerus dapat mengantisipasi terjadinya
devaluasi dengan menurunakan tabungan (yaitu jumlah cadangan moneter
internasional) atau menurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya.Karena jumlah
sumber daya ini menurun , kemungkinan terjadinya devaluasi meningkat.
6. Anggaran nasional. Defisit
yang disebabkan oleh pengeluaran pemerintah yang sangat besar juga memperburuk
inflasi.
7. Kurs forward. Suatu
mata uang asing yang dapat diperoleh untuk penyerahan di masa depan dengan
tingkat diskonto yang signifikan menandakan berkurangnya kepercayaan terhadap
mata uang tersebut.
8. Kurs tidak resmi.
Peningkatan dalam selisih antara kurs resmi dan tidak resmi atau kurs pasar
gelap menunjukkan tekanan yang makin meningkat terhadap pemerintah untuk
menyesuaikan kurs resminya dengan kurs pasar yang lebih realistik.
9. Perbedaan suku bunga.
Perbedaan suku bunga antara dua negara menunjukkan prediksi perubahan dalam
kurs spot pada masa mendatang.
10. Harga opsi ekuitas luar negeri. Karena
arbitrase mengaitkan suatu harga ekuitas luar negeri di negara asal dengan
nilai mata uang domestik, perubahan dalam harga opsi suatu ekuitas asing dalam
mata uang domestik menandakan perubahan dalam ekspetasi pasar terhadap kurs
valuta asing di masa depan.
Manajemen Potensi Risiko
Menyusun struktur permasalah
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai
potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko valas
timbul apabila perusahaan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba
dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko : translasi dan
transaksi.
·
Potensi
Risiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Sebagai contoh, sebuah induk perusahaan AS yang mengoperasikan anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya di Ekuador (dengan mata uang fungsional dolar AS)
mengalami perubahan nilai dolar atas aktiva moneter bersih di Ekuador jika
nilai tukar sucre Ekuador mengalami perubahan relatif terhadap dolar. Karena
jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen
mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan
eksternal. Pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba
yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban mata uang asing menghadapi potensi
risiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam
mata uang induk perusahaan berubah.
·
Potensi
Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi. Potensi
risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber denominasi dalam mata
uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Laporan potensi risiko transaksi
multi mata uang untuk anak perusahaan Filipina disajikan dalam tampilan 11-8.
Laporan ini berisi pos pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan
konvesional tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi, seperti
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan
dan sewa guna usaha jangka panjang. Laporan potensi risiko ini tidak memasukkan
pos-pos yang tidak secara langsung berkaitan dengan transaksi mata uang asing
(seperti kas ditangan).
Strategi Perlindungan
Sekali potensi risiko kurs yang
dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut.
Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
·
Lindung
Nilai Neraca
Lindung nilai neraca dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang
terpapar. Sebagai contoh, saldo kas yang meningkat dalam mata uang asing dapat
mengimbangi penurunan tingkat suku bunga dan pendapatan yang berasal dari
instrumen berpendapatan tetap di pasar lokal. Pada tampilan 11-6, lindung nilai
secara natural terhadap potensi risiko positif sebesar $115 juta dapat
meningkatkan pinjaman anak perusahaan Fillipina dalam peso sebesar $115 juta.
Dalam kasus ini, jumlah kas yang dipinjam harus dikembalikan kepada induk
perusahaan atau diinvestasikan pada aktiva yang tidak terpapar, karena apabila
tidak posisi aktiva terpapar bersih tidak akan berubah. Metode lindung nilai
potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang
berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan
saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk
mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan
laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk
perusahaan.
3. Mempercepat
penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4. Menunda
pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat
pembayaran utang dalam mata uang asing
6. Mengiventasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang
lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi
7. Beriventasi
dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
·
Lindung
Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini
berfokus pada variabel-variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban dalam
mata uang asing. Melalui peningkatan harga jual (untuk penjualan yang ditagih
dalam mata uang yang rentan terhadap devaluasi) secara proposional terhadap
perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin
kotor. Salah satu variasi atas hal ini adalah dengan menagih penjualan dalam
mata uang keras. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang. Contoh
terakhir misalnya lindung nilai struktural, lindung ini mencakup relokasi
tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.
Lindung nilai neraca dan operasional
bukannya tanpa biaya. Anak perusahaan luar negeri yang berada di negara yang
rentan terhadap devaluasi sering kali didesak untuk meminimalkan saldo modal
kerja mereka yang ada dalam mata uang lokal (khususnya kas dan piutang), dan
secara bersamaan meningkatkan saldo utang dalam mata uang lokal. Sayangnya
tindakan seperti itu sering kali tidak menguntungkan. Kenaikan potensi ekspor yang
berasal dari devaluasi mungkin memerlukan lebih banyak modal kerja dan bukan
lebih sedikit. Biaya peluang berupa hilangnya penjualan dapat jauh melebihi
kerugian translasi. Juga, pinjaman dalam mata uang lokal sebelum devaluasi
mungkin saja sangat mahal. Anak perusahaan asing lainnya umumnya memiliki ide
yang serupa pada saat yang bersamaan dan akibatnya sistem perbankan lokal dapat
memenuhi permintaan seperti itu hanya dengan biaya yang sangat mahal.
Lagi pula, kredit bank selama periode tersebut biasanya sangat jarang diperoleh
karena kebanyakan negara menerapkan pembatasan kredit yang sangat ketat untuk
mengatasi masalah yang menyebabkan tekanan devaluasi pada tempat yang pertama.
Biaya pinjaman dalam kondisi seperti ini sering kali melebihi perlindungan yang
ada.
·
Lindung
Nilai Kontraktual
Berbagai instrumen lindung nilai
kontraktual telah dikembankan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar
kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif dan bukan merupakan
instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali
(piutang), obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional
untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan
perjanjian kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh
nilainya dari instrumen keuangan atau komoditas lainnya. Banyak di antaranya
didasarkan pada peristiwa yang bersifat kontijensi. Akibatnya, kebanyakan tidak
memiliki lagi karakteristik yang sama dengan instrumen yang menjadi dasarnya.
Sebagai contoh adalah swap berbasis mata uang lintas negara dengan pokok
senilai $100 juta. Di sini produk derivatif merupakan janji untuk
mempertukarkan perbedaan pembayaran bunga yang timbul, tetapi berdiri secara
independen, dari jumlah pokok atau nominal suatu pinjaman terkait yang menjadi
dasar kontrak itu. Jika suku bunga mengambang lebih besar dari suku bunga
tetap, salah satu pihak akan berutang kepada pihak lain perbedaan antara dua
jenis suku bunga itu. Besarnya jumlah yang terutang akan bergantung pada
pergerakan suku bunga. Pasar untuk derivatif merupakan pasar perdagangan global
selama 24 jam yang umumnya terdiri dari kalangan perbankan. Penjual derivatif
di seluruh dunia terkoneksi melalui sistem elektronik dan telekomunikasi yang
sangat rumit dan canggih
Akuntansi untuk Produk
Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual
merupakan kontrak atau instrument keuangan yang memungkinkan penggunaannya
untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar
pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward,
future, swap, opsi dan gabungan dari ketiganya, tetapi tidak terbatas hanya
pada keempat hal ini. Sementara banyak dari instrument derivative ini telah
menjadi semakin paling dasar atau sederhana dari instrument ini.
Perlakuan akuntansi untuk derivative
keuangan yang telah diterima sevar internasional adalah menetapkan nilai produk
menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugin yang diakui sebagai bagian
dari laba nonoperasi. Setidaknya di Amerika Serikat, terdapat pengecualian
mencakup hal hal berikut :
1. Pos-pos
yang sedang dilindung nilai menimbulkan resiko pasar yang harus dihadapi
perusahaan
2. Perusahaan
mendeskripsikan strategi lindung nilai
3. Perusahaan
menentukan instrument yang akan digunakan untuk lindung nilai
4. Perusahaan
mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan
efektif dilakukan.
Jika kriteria yang memadai tersebut
dapat dipenuhi, maka perusahaan dapat menggunakan keuntungan atau kerugian yang
diakui dari penilaian produk lindung nilai terhadap nilai pasar utnuk
menghapuskan keuntungan atau kerugian dari transaksi yang dilindungi nilai
(sebagai contoh penjualan atau pembelian).
Kontrak Forward Valas
Sejumlah importir dan eksportir
secara umum menggunakan kontrak forward valuta asing apabila barang yang
ditagihkan dalam mata uang asing itu dibeli dari atau dijual kepada pihak
asing. Kontrak forward mengimbangi resiko keuntungan atau kerugian transaksi
karena kurs berfluktuasi diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.
Kontrak forward juga melindungi nilai antisipasi utang atau piutang dalam mata
uang asing dan dapat digunakan untuk berspekulasi dalam mata uang asing. Disisi
lain kontrak forward ini lebih fleksibel dalam jumlah dan durasi.
Kontrak forward valuta erupakan
perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang
dipertukarkan dengan mata uang domestic, pada suatu tanggal di masa mendatang,
berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward. Perbedaan antara kurs
forward dan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak forward menimbulkan
adanya premium (apabila kurs forward > kurs spot) atau diskon (kurs forward
< kurs spot). Tingkat premium dan diskon yang dikalikan dengan jumlah mata
uang asing yang akan diterima atau jumlah nominal kontrak yang akan diserahkan
menghasilkan premium atau diskonto atas kontrak forward.
Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan
memiliki sifat yang mirip dengan kontrak forward. Seperti halnya forward,
future merupakan komitmen utuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang
asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang sudah
ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunkana untuk penyelesaian
tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan
melakukan kontrak penyeimbang untuk instrument keuangan yang sama.
Berkebalikan dari kontrak forward,
perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi
standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada
sebuah bursa terorganisir, diniliai berdasarkan nilai pasar pada akhir tia-tiap
hari dan arus memenuhi ketentuan margin periodik. Kerugian atas atas future ini
menimbulkan penambahan margin (margin call) sedangkan keuntungan menimbulkan
pembayaran tunai.
Para bendaharawan perusahaan umumnya
menggunakan kontrak future untuk megalihkan resiko perubahan harga kepada pihak
lain. Kontrak ini juga dapat digunkan untuk berspekulasi dalam antisipasi
pergerakan harga dan untuk memanfaatkan animali jangka pendek dalam penetapan
harga kontrak future.
Opsi mata uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada
pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak
penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum
tanggal kadaluarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi jenis Eropa hanya
dapat di eksekusi pada tanggal kadaluarsa. Opsi jenis Amerika dapat dieksekusi
kapan saja hingga tanggal kadaluarsa. Pembeli opsi call membayar premium untuk
opsi dan manfaatnya jika harga aktifa yang mendasari lebih tinggi daripada
harga eksekusi pada saat jatuh tempo; pembeli opsi put memperoleh manfaat jika
harga menurun dibawah harga eksekusi saat tanggal kadaluarsa. Opsi mata uang
juga dapat digunakan untuk mengelola laba.
Straddle merupakan penjualan call
dan put dalam termin yang sama. Disini pembuat opsi melakukan pertaruhan bahwa
kurs tidak akan berubah banyak selama masa opsi. Pembuat opsi memperoleh
pendapatan dari premium yang diterima dari pembuatan opsi. Namun demikian, ini
merupakan strategi yang beresiko tinggi. Jika kurs berubah dalam jumlah yang
cukup sehingga menyebabkan satu atau kedua opsi tadi dieksekusi, maka potensi
kerugian pembuat opsi menjadi tidak terbatas.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran
saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang
telah di tentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk
mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak dapat diakses dengan
biaya yang relative rendah. Swap ini juga memungkinkan perusahaan untuk
melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha
internasional. Sebagai contoh, misalkan Alpha Corporation (sebuah perusahaan
multinasional di AS) bermaksud untuk mendapatkan pinjamin berbunga tetap
sebesar $10.000.000 dalam pound Inggris untuk mendanai sebuah perusahaan
afiliasi barunya di London. Alpha relative tidak dikenal di kalangan investor
inggris.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133,
yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivative
dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) NO.39, yang baru saja direvisi, berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivative keuangan. Ameskipun kedua standar ini meiliki nada
yang sama, terdapat perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail
tuntunan implementasi.
Sebelum kedua standar ini dibuat,
standar akuntansi global untuk produk derivative tidak lengkap, tidak konsisten
dan dikembangkan secara bertahap. Situasi penuh kehati-hatian dirasakan oleh
para pembaca laporan keuangan yang berupa untuk mengukur volume dan resiko
penggunaan derivative. Provisi dasar standar ini adalah:
1. Seluruh
intrumen derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.
Instrument derivative dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yan melekat pada
kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.
2. Keuntungan
dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative bukanlah
aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika
direncanakan sebagai lindung nilai. Terdapat tiga jenis hubungan lindung nilai
yang hendak diakui , diukur, dan diungkapkan : lindung nilai wajar yang
mencakup aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dan komitmen
perusahaan dalam mata uang asing, lindung nilai investasi bersih dalam operasi
luar negeri (NI) dan lindung nilai arus kas yang mencakup transaksi
berdenominasi valas yang diperkirakan akan terjadi.
3. yaitu
keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus
mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindungi nilai.
4. Hubungan
lindung nilai atas aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dan
komitmen perusahaan dalam mata uang asing yang belum diakui, keuntungan atau
kerugian yan timbul dari perubahan nilai wajar instrument derivative dimasukkan
segera sebagai laba. Perubahan dalam nilai aktiva, kewajiban atau komitmen
perusahaan dalam mata uang asing yang sedang dilindung nilai juga diakui dalam
laba kini.
5. Keuntungan
atau kerugian dari Investasi bersih dalam mata uang asing pada awalnya dicatat
dalam laba komprehensif lainnnya. Selanjutnya, direklasifikasikan ke dalam laba
berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
6. Keuntungan
atau kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti,
seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari
laba diperkirakan terjadi itu memengaruhi laba.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang
dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuran dan
pengukuran derivative, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama
berkaitan dengan penentuan nilai wajar . Wallace menyebutkan terdapat 64
kemungkinan perhitungan untuk mwngukur perubahan dalam nilai wajar resiko yang
seang dilindung nlai; nilai pasar wajar, penggunn kurs spot nilai tukar ke-kurs
spot lainnya, penggunaan kurs forward nilai tukar ke kurs forward nilai tukar
lainnya, dan penggunaan model penentuan harga opsi. Terdapat banyak cara untuk
menghitung perubahan dalam nilai investasi lindung nilai. Akhirnya, perhitungan
ini dapat dilakukan baik sebelum atau sesudah pajak. Kompleksitas pelaporan
keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap tidak “ sangat efektif” untuk mengimbangi resiko
valas. Namun demikian istilah sangat efektif ini merupakan sesuatu yang
subjektif. FASB merekomendasikan kisaran sebesar 80-120%. Jika hubungan ini
tidak terpenuhi lindung nilai dihentikan dan keuntungan atau kerugian
yang ditangguhkan sebelumnya diakui dalam laba berjalan. Pada gilirannya, ini
akan memunculkan kembali volatilitas yang tidak diinginkanke dalam arus laba
yang dilaporkan perusahaan. Sebenarnya, lindung nilai yang sangat efektif tidak
akan mampu menghilangkan seluruh pengaruh perubahan valas terhadap laba.
Berikutnya ada beberapa perlakuan akuntansi tertentu untuk kontrak
forward yang digunakan sebagai tampila lindung nilai:
·
Lindung nilai atas aktiva,
kewajiban yang diakui atau komitmen perusahaan yang belum diakui
·
Lindung nilai investasi
bersih dalam operasi luar negeri
Kapan saja sebuha anak perusahaan
luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar jika nilai mata uang
asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah
satu cara untuk meminimalkan kerugian ini adalah dengan membeli kontrak
forward. Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi yang
direalisasikan dari kontrak forward unutk mengimbangi kerugian translasi.
·
Berspekulasi dalam mata uang
asing
Terdapat peluang untuk meningkatkan
laba dilaporkan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas.
Perlakuan akutansi untuk instrument mata uang asing lainnya yang dibahas adalah
mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi didasarkan
pada sifat aktivitas lindung nilai; yaitu apakah derivative melndungi nilai
komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi
luar negeri, dan sebagainya. Kesulitan dalam pengukuran nilai wajar dan
perubahan dalam nilai instrument lindung nilai terjadi apabila derivative
keuangan tidak diperdagangkan secara aktif.
·
Pengungkapan
Sebelum dikeluarkan standar seperti
FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak memberi tahu kepada
pembaca apakah atau sejauh mana manajemen telah mengggunakan kontrak
derivative. Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivative
terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risik suatu
perusahaan merupakan hal yang sukar dilakukan. Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan
dan startegi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi
pos-pos yang dilindungi nilai
3. Identifikasi
resiko pasar dari pos-pos yang dilindungi nilai
4. Deskripsi
mengenai instrument lindung nilai
5. Jumlah
yang tidak dimasukkan dala penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi
awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian
berjalan mengenai efektivitas lindung nilai actual dari seluruh derivative yang
digunakan selama periode berjalan
·
Kendali keuangan
Setiap strategi manajemn resiko
keuangan harus mengevaluasi efektifitas program lindung nilai. Umpan balik dari
sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman
kelembagaan dalam praktik manajemen resiko. Penilaian kinerja program manajemen
resiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak
lagi tepat utnuk dilakukan.
·
Poin – poin
Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Setor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Control
terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program
manajemen resiko nilai tukar, mengidentifikasi lindung nilai yang digunakan,
dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian treasuri perusahaan membantu
unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
·
Acuan yang tepat
Objek dari manajemen resiko adalah
untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya. Dengan
demikian, standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja actual
merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan
ini perlu diperjelas di bagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan
harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Jika program manajemen resiko valas
tersentralisasi, maka acuan yang tepat dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan program perlindungan resiko perusahaan merupakan program yang
dapat diimplementasikanoleh manajer setempat.
·
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan
harus dapat merekonsiliasi sitem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan
manajemen resiko memiliki orientasi ke depan. Namun demikian, pada akhirnya mereka
harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun keuangan
untuk keperluan pelaporan eksternal. Hal ini umumnya merupakan wilayah
kekuasaan departemen kontroler perusahaan. Pendekatan tim merupakan cara yang
efektif dalam merumuskan tujuan resiko keuangan, standar kinerja, serta sistem
pengawasan dan pelaporan. Manajemen resiko keuangan merupakan contoh utama
dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan erat.
Referensi :
Choi, Frederick D.S., dan Gary K.
Meek. 2010 International Accounting: Akuntansi Internasional Buku 1 Edisi 6.
Jakarta: Salemba Empat.
Laporan Keuangan Tahunan The Coca Cola
Company 2015 : www.coca-colacompany.com
Tulisan ini untuk
memenuhi tugas softskills mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis oleh : S. Rahmawati
R. Aulia
Dosen :
Jessica Barus, SE., MMSI.
Universitas Gunadarma